Wacana koalisi besar meredup usai PDIP mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres) yang bertarung di Pilpres 2024.
Diketahui, wacana koalisi besar sempat mencuat seusai acara buka puasa bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan ketum-ketum parpol pada April lalu.
Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Khoirul Umam mengatakan, saat ini posisi Jokowi sudah berbeda. Beberapa waktu lalu Jokowi masih mencoba mengawinkan PDIP dan partai-partai lain di lingkungan Istana.
Hal itu coba dilakukan Jokowi dengan komposisi capres Prabowo Subianto. Umam merasa, itu pula yang menjadi alasan ketika panen raya di Kebumen, narasi yang dimunculkan bukan Ganjar-Prabowo melainkan Prabowo-Ganjar.
Tetapi, Umam melihat, ketika upaya-upaya pengepungan lima partai terhadap PDIP dijawab langsung Megawati Soekarnoputri, Jokowi terkesan kelimpungan. Desain Jokowi menggabungkan kekuatan PDIP dan lima partai lain tidak tercapai.
Oleh karena itu, Umam berpendapat, saat ini Jokowi sedang mencoba menegosiasi ulang, mencoba melakukan kompromi mengawinkan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto. Atau, mencoba komposisi terbalik Prabowo dan Ganjar.
"Kalau itu tidak berhasil, karena bagaimanapun kalau komposisi Ganjar-Prabowo, maka elektabilitas Gerindra berpotensi mengalami koreksi besar yang signifikan," kata Umam kepada Republika, Rabu (10/5).
Ia menilai, jika Gerindra berpikir ulang kemungkinan besar mereka tidak akan mengambil opsi itu. Apalagi, jika dicermati banyak partai-partai yang kemarin mendengungkan koalisi besar marah atas kondisi tersebut.
"Marahnya, konteksnya, ternyata kesaktian Pak Jokowi tidak seperti yang dibayangkan sebelumnya," ujar Umam.
Apalagi, ketika diveto Megawati, jelas Jokowi tidak bisa melakukan apa apa. Konon, Umam mengungkapkan, Prabowo begitu marah sampai bersumpah membangun koalisi yang sangat kuat untuk menghadapi PDIP di 2024 nanti.
Baca Juga: Golkar Harap KIB dan KKIR Bersatu Jadi Koalisi Besar, Ajukan Proposal Duet Prabowo-Airlangga
"Yang bisa dilakukan Jokowi sekarang menjadi deadlock breaker, apakah memungkinkan, tentu, tapi tidak mudah karena ada ego politik yang sangat besar," kata Umam.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan