Perwakilan Sandiaga Uno, Taufan Rahmadi, menepis anggapan Sandiaga tak akan bergabung dengan PPP. Alhasil, nama Sandi tidak diumumkan sebagai Kader, padahal topik ini sudah ada sejak dia menjabat sebagai Kader Gerindra.
Menanggapi hal ini, pengamat politik, Rocky Gerung, menyampaikan bahwa mayoritas partai politik di Indonesia saat ini hanya melihat Sandiaga sebagai sebuah komoditas semata. Dia dianggap tidak serius ingin mengubah dan memperbaiki Indonesia jika dia berada di kursi kepemimpinan.
Baca Juga: Sandiaga Uno Disebut Berkomunikasi Intensif dengan Ganjar Pranowo
"Jadi orang akan ngeliat Sandi itu sebagai tasnya itu penuh dengan amplop. Sandi menginvestasikan hidup politiknya melalui Gerindra dan mak-mak merasa bahwa Sandi semacam brainchild dari pemimpin kita yang banyak uang," ujar Rocky dalam kanal Youtube Rocky Gerung Official.
Rocky kemudian memberi saran pada Sandi bahwa seharusnya dia berambisi untuk maju di Pilpres edisi 2029 saja dengan menggunakan PPP sebagai mesin partainya.
"Peralatan PPP ini bisa dia pakai untuk menunjukkan dia konsisten masuk ke dalam politik dengan fasilitas demokrasi. Kalau sekarang dia dianggap sebagai calo dan berupaya untuk merendahkan integritasnya sendiri," jelasnya.
Hal ini menurut Rocky membuat Sandi terlihat seperti diperalat oleh partai-partai politik yang katanya tertarik untuk menjadikannya kader.
"Pulihkan jalan pikiranmu jangan ambisi itu mengubah sesuatu yang anda investasikan dari awal karir anda di dunia politik," tegasnya.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan