Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang dibentuk oleh Golkar-PAN-PPP tidak lagi stabil seperti saat pertama kali dibentuk. Meski belum resmi bubar, koalisi pertama yang terbentuk memutuskan bermain di dua front. Kubu lain yang diwakili oleh PPP lebih dekat dengan Ganjar Pranowo yang didukung oleh PDIP. Kaki lainnya mendukung Prabowo Subianto. Sekarang hanya ada PAN yang belum menentukan "Kiblat" nya.
Dibanding Koalisi Perubahan yang digagas NasDem-Demokrat-PKS dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang beranggotakan Gerindra-PKB, KIB lebih duluan terbentuk pada 13 Mei 2022. Namun sejak awal dideklarasikan, KIB memang tidak punya jagoan yang bakal diusung sebagai capres-cawapres. Kendati demikian, ketiga parpol mengklaim tetap solid.
Baca Juga: Golkar Harap KIB dan KKIR Bersatu Jadi Koalisi Besar, Ajukan Proposal Duet Prabowo-Airlangga
Namun, arah politik KIB itu mulai berubah setelah PDI Perjuangan secara resmi menetapkan Ganjar Pranowo sebagai capres pada 21 April lalu. Keputusan PDIP mencapreskan Ganjar itu memaksa KIB mengatur ulang strateginya. Apalagi, setelah PPP yang menggelar Rapimnas di Yogyakarta memutuskan untuk bergabung bersama PDIP untuk mengusung Ganjar.
Meski PPP sudah mendukung Ganjar, Ketum Golkar Airlangga Hartarto menyatakan KIB tidak bubar. Menurut dia, tujuan pembentukan KIB justru sudah terlihat hasilnya setelah PPP menjalin kerja sama dengan PDIP.
Menko Bidang Perekonomian itu menyampaikan tujuan KIB dibentuk adalah untuk membangun awareness publik bahwa Pemilu sudah dekat dan parpol tidak bisa mengusung capres dan memenangkan Pilpres sendiri karena tidak ada yang suaranya melampaui 50 persen.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO