Ghibah atau menggunjing merupakan dosa besar dalam Islam. Perbuatan buruk ini serupa seperti memakan bangkai saudara sendiri.
Ghibah dapat dimaknai sebagai tindakan mengumpat atau membicarakan aib orang lain dengan buruk di belakang mereka ketika mereka tidak ada.
Lantas, bagaimana caranya memperingatkan orang lain untuk tidak menggunjing tetapi tanpa menyakiti hatinya?
Baca Juga: Ghibah Masuk Dosa Besar, Bagaimana Cara Menolak Ajakan Menggunjing? Buya Yahya Bilang Begini
Dalam ceramahnya, pendakwah Buya Yahya menyebut bahwa memperingatkan orang lain untuk tak menggunjing ada caranya tersendiri.
Buya Yahya menyebut bahwa kita harus meneladani sikap Rasulullah SAW, di mana saat mengajak pada kebaikan harus disertai dengan kelembutan dan akhlak yang baik.
Dalam memperingatkan orang yang bersangkutan, hindari untuk menggunakan ucapan bahwa bergunjing itu bisa mengarahkan pelakunya ke neraka.
Sebaliknya, gunakan kata-kata yang lembut yang tidak menyakiti hatinya, seperti dengan mengatakan bahwa niat dia untuk membantu menyelesaikan masalah orang lain mungkin baik, tetapi kita khawatir itu masuk ke dalam ranah dosa.
"Jadi, bagaimana Anda untuk menghindar atau mengingatkan agar tidak tersinggung dia? Makanya dengan bahasa cantik, bahasa indah," kata Buya Yahya dari kanal YouTube Al-Bahjah TV, dikutip pada Kamis (11/5/2023).
"Maksudmu mungkin baik, bagaimana (untuk) menyelesaikan masalah orang, tapi kita takut masuk dosa. Nggak usah ngomongi orang yuk, gimana?" sambungnya.
Buya Yahya meminta untuk mengedepankan akhlak agar orang yang kita ajak pada kebaikan itu bisa menerima ucapan kita dengan baik.
"Jadi pandai-pandailah di dalam menyampaikan kebenaran dengan adab dan akhlakmu, maka itu akan membuka hati orang kau ajak bicara untuk bisa menerima omonganmu. Makanya itu namanya akhlak," ucapnya.
"Nabi adalah dengan akhlak. Al-haq kebenaran dibungkus dengan akhlak, maka mudah diterima oleh siapa pun dari hamba Allah," terangnya.
Ghibah secara eksplisit telah dilarang dalam Alquran dalam beberapa ayat. Salah satu contohnya adalah dalam Surah Al-Hujurat 49 ayat 12, yang menyatakan bahwa:
"Dan janganlah sebahagian kamu mencela sebahagian yang lain. Adakah sebagian kamu lebih suka memakan daging saudaranya yang sudah mati?". QS. Al-Hujurat 49 ayat 12.
Ayat tersebut menggambarkan bahwa ghibah setara dengan memakan daging saudara sendiri yang sudah mati, yang merupakan perbuatan yang keji.
Ghibah juga memiliki dampak buruk yang luas dalam masyarakat Muslim. Ini dapat merusak hubungan antarindividu, menciptakan permusuhan, menghancurkan kepercayaan, dan mencemarkan reputasi seseorang.
Baca Juga: Buya Yahya: Manusia Hanya Perlu Meyakini Datangnya Hari Kiamat
Dalam Islam, menjaga nama baik orang lain dianggap sebagai tanggung jawab yang penting.