Menu


BRIN: Kritik Anies Soal Subdisi Mobil Listrik Bagian dari Strategi Jelang Pilpres

BRIN: Kritik Anies Soal Subdisi Mobil Listrik Bagian dari Strategi Jelang Pilpres

Kredit Foto: Twitter/Anies Baswedan

Konten Jatim, Surabaya -

Pengamat politik dari BRIN, Siti Zuhro, menilai, kritik Anies Baswedan terhadap subsidi mobil listrik, harus dimaknai sebagai suatu hal yang positif. Karena hal itu bagian dari kompetisi dan kontestasi calon dalam pilpres

Kedua, kata ia, kritik itu juga sebagai koreksi atas kebijakan pemerintahan yang ada. "Jadi wajar untuk mencalonkan diri masing-masing calon itu menunjukkan kehebatan dan kekritisannya, karena sedang menawarkan kepada publik untuk dipilih. Apalagi koalisi yang dibawa Anies ini menawarkan itu keadilan," ujarnya. 

Baca Juga: SBY Disebut Tak Netral saat Pilpres 2014, Herzaky Demokrat: Upaya Putar Balik Sejarah

Siti pun memandang agar pihak yang dikritik untuk meresponnya dalam koridor demokrasi. Kritik itu adalah masukan bagi pemerintah untuk memperbaiki ini. "Luhut itu yang punya otoritas, jadi bahan evaluasi." 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Luhut Binsar Pandjaitan meminta, siapa saja yang mengkritisi kebijakan pemerintah terkait subsidi pembelian mobil listrik, agar langsung mendatanginya. Seperti diketahui, bakal Calon Presiden Anies Baswedan sempat mengkritik kebijakan tersebut.

"Siapa yang berkomentar, suruh dia datangi saya langsung. Biar saya jelaskan bahwa tidak benar omongannya," tegas Luhut di Jakarta, Selasa (9/5/2023).

Ia menyatakan, kebijakan mengenai mobil listrik sudah memiliki studi yang komprehensif. Pengembangan kendaraan listrik, lanjutnya, dilakukan oleh seluruh negara di dunia tidak hanya Indonesia.

Baca Juga: PKB Tunggu Keputusan Cawapres KKIR Hingga Akhir Mei, Pengamat Prediksi Sikap Prabowo

"Saya kira seluruh dunia bukan hanya kita. Jadi jangan kita melawan arus dunia juga," katanya.

Anies Baswedan mengkritik kebijakan pemerintah terkait pemberian subsidi kendaraan listrik. Ia menilai pemberian subsidi bukan solusi masalah lingkungan hidup, apalagi ketika pemilik kendaraan listrik dari kalangan yang tidak perlu subsidi.

Menurutnya, emisi karbon mobil listrik per kapita per kilometer lebih tinggi dari emisi karbon bus berbahan bakar minyak (BBM). Itu karena, kata dia, bus memuat banyak orang sementara mobil listrik hanya untuk sedikit orang.

Baca Juga: Anies Baswedan Kritik Subsidi Mobil Listrik, Menperin: Jangan Lihat Satu Faktor Saja

Anies pun mengungkapkan pengalamannya saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Ia menilai, pemberian subsidi jika kurang tepat, hanya akan menambah kemacetan di jalan.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Republika.