Menu


Makin Ngeri, Kubu Lukas Enembe Kini Seret-seret Nama Jokowi, Tito hingga Kepala BIN atas Kasus Korupsi yang Kini Menjeratnya

Makin Ngeri, Kubu Lukas Enembe Kini Seret-seret Nama Jokowi, Tito hingga Kepala BIN atas Kasus Korupsi yang Kini Menjeratnya

Kredit Foto: Sumber bebas

Konten Jatim, Jakarta -

Pernyataan pengacara dari Gubernur Papua Lukas Enembe, Stefanus Roy Rening, menuai berbagai reaksi dari masyarakat.

Pasalnya, Stefanus membeberkan fakta penting terkait kasus korupsi yang menjerat Lukas Enembe. Sebagai bukti, ia menampilkan dua foto sebagai bukti di acara Rosi yang tayang di Kompas TV pada Kamis (22/09/2022).

“2017, Pak Budi Gunawan, Jenderal Bintang 4 meminta agar Pak Lukas dalam periode kedua berpasangan dengan Paulus Waterpauw. Politisasinya di mana? Bagaimana bisa seorang Kepala BIN ikut mengintervensi situasi politik di tengah papua,” ujar Stefanus.

Stefanus pun menyebutkan bahwa Budi Gunawan meminta Lukas Enembe untuk menandatangi sebuah berkas yang sudah jelas menyatakan Paulus Waterpauw untuk maju sebagai Wakil Gubernur Papua.

Baca Juga: Singgung Kemerdekaan Papua Pasca Kasus Lukas Enembe, Rocky Gerung Prediksi Ini Kemungkinan Buruk yang Akan Terjadi...

“Mereka meminta Pak Lukas menandatangani poin keenam, salah satunya adalah minta supaya Bapak Paulus Waterpauw diterima sebagai wakil gubernur Lukas enembe,” jelas Stefanus.

Meskipun pada akhirnya ditolak oleh Lukas Enembe, rupanya permintaan yang sama kembali datang 4 tahun kemudian.

Namun, kali ini bukan Budi Gunawan yang datang, melainkan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia.

“Pak Tito bintang 4 bersama dengan Menteri Investasi pak bahlil datang secara khusus ke Papua pada 10 desember 2021, katanya pemerintah pusat minta supaya Pak Gubernur menerima Pak Paulus Waterpau jadi wakil gubernur untuk mengganti Bapak Klemen Tinal,” ucapnya.

Dengan Lukas Enembe yang selalu diminta untuk menyetujui Paulus Waterpau sebagai wakil gubernurnya menunjukkan adanya campur tangan antara pemerintah dengan kasus korupsi yang saat ini menjerat Lukas.

Ia pun mengatakan bahwa tidak mungkin dua orang Menteri datang secara bersamaan hanya untuk membawa nama satu orang jika tidak ada unsur kesengajaan di dalamnya.

Baca Juga: Terkuak, Inilah Alasan Mengapa Massa Pendukung Lukas Enembe Ngotot Halangi Penyidikan Gubernurnya

Walaupun banyak yang terkejut dengan pernyataan tersebut, banyak masyarakat yang merasa bahwa urusan antara intervensi pemerintah dengan korupsi adalah dua hal yang berbeda.

Banyak yang menganggap bahwa kedua hal tersebut tidaklah saling terkait, tetapi perlu ditindak tegas karena tak ada yang benar di dalam permasalahan tersebut.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO