Sedang ramai diperbincangkan hubungan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh yang hubungannya semakin jauh dengan Presiden Joko Widodo alias Jokowi. Hal ini berawal dari Partai NasDem yang memilih mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) mereka.
Namun, hal berbeda terjadi kepada Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Meskipun sosok ini memiliki pilihan capres berbeda dengan Jokowi, yakni dirinya sendiri, Prabowo Subianto tidak mendapat perlakuan sama dengan Surya Paloh.
Dalam kanal YouTube pribadinya, disadur pada Minggu (7/5/2023), pengamat politik Rocky Gerung membeberkan bahwa perbedaan fundamental antara Prabowo Subianto dan Surya Paloh ketika mengumumkan capres ada di etika.
Baca Juga: Pengamat: Prabowo Berpeluang Menang Lawan Ganjar dalam Skenario Head to Head
“Jadi Prabowo juga tentu tahu bahwa Gerindra tanpa izin presiden juga bisa (memilih capres). Tapi, etika itu dipakai oleh Prabowo dan mengucapkan atas izin presiden masuk akal, karena Prabowo bukan presiden,” jelas Rocky Gerung.
Prabowo Subianto sendiri sebetulnya sudah ditawarkan jadi cawapres Ganjar Pranowo. Namun, Prabowo Subianto sudah menolak secara halus dan menyebut secara tidak langsung kalau dirinya ingin maju sebagai capres karena amanah partai.
“Sebagai prajurit, Prabowo merasa kok dia ke indisipliner, kira-kira begitu. Jadi, etika keprajuritan Prabowo diucapkan melalui tata krama Jawa,” kata Rocky Gerung.
Baca Juga: Rocky Gerung Kepada Surya Paloh: Kalau Udah Nggak Diperhatikan Presiden Kenapa Nggak Mundur Aja?
Ini yang menurut Rocky Gerung menjadi pembeda antara Surya Paloh dan Prabowo Subianto. Surya Paloh tidak memberi tahu agenda politik Partai NasDem sehingga Jokowi merasa tersinggung karena manuver yang dilakukan secara tiba-tiba ini.
Dan meskipun Prabowo Subianto nantinya bisa jadi ditawarkan kembali menjadi cawapres Ganjar Pranowo, dirinya tetap bisa merasa lebih aman karena sebelumnya sudah meminta izin kepada Presiden Jokowi. Jadi, argumennya bisa lebih kuat.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO