Menu


Hubungan Merenggang, NasDem Duga Ada Hambatan Psikologis Antara Surya Paloh dan Jokowi

Hubungan Merenggang, NasDem Duga Ada Hambatan Psikologis Antara Surya Paloh dan Jokowi

Kredit Foto: Republika

Konten Jatim, Depok -

Hubungan Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh dengan Presiden Joko Widodo alias Jokowi semakin merenggang. Ini diperparah dengan keengganan Jokowi untuk mengundang Surya Paloh dalam pertemuan partai koalisi beberapa waktu lalu.

Menyadur Republika pada Minggu (7/5/2023), Ketua DPP Partai Nasdem, Sugeng Suparwoto mengatakan Surya Paloh ingin agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) netral pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. 

Hal tersebut sebenarnya ingin disampaikan langsung oleh Surya Paloh kepada Jokowi. Sayangnya, Partai Nasdem tak diundang dalam halal bihalal Jokowi dengan 6 ketua umum partai politik di Istana Merdeka. Saat ini, ia menyebut adanya hambatan psikologis yang membuat komunikasi antara Surya Paloh dengan Jokowi tak lancar.

Baca Juga: Tidak Diundang dalam Pertemuan di Istana, Partai NasDem Masih Merasa Kecewa

"Itulah faktanya, kita semuanya tidak tahu, Pak Surya juga tidak tahu kok tiba-tiba ada hambatan psikologis kaya gitu," ujar Sugeng Suparwoto di Kantor Sekretariat Perubahan, Jakarta.

Partai Nasdem ditegaskannya memiliki komitmen dalam mengawal pemerintahan Jokowi hingga 2024. Meskipun, Surya Paloh tak diundang Jokowi dalam pertemuan dengan 6 partai politik koalisi pemerintahannya itu.

"Sampai hari ini kita tegas atas moral politik etik yang baik, ingat ya, atas moral politik etika yang baik, kita tetap mendukung Pak Jokowi-Ma'ruf Amin sampai tahun 2024. Itu sekali lagi saya garis bawahi, itu firm sikap Nasdem dan sikap Pak Surya," ujar Sugeng Suparwoto.

Baca Juga: Buntut Jokowi Tidak Undang NasDem dalam Pertemuan Tertutup, JK Sindir Jokowi, Minta Contoh SBY dan Megawati

"Bukan karena ingin menjilat-jilat kekuasaan, tidak. Itu adalah moral politik yang baik," kata Ketua Komisi VII DPR itu menambahkan.

Kendati demikian, Surya Paloh sekali lagi ingin agar Jokowi netral pada Pilpres 2024. Hal itu pula yang diungkapkan Surya Paloh kepada Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Netralitas tersebut dipandangnya sebagai bagian dari menjaga kondusifitas dalam negeri. Pandangan Surya Paloh itu juga disebutnya diamini oleh Luhut Binsar Pandjaitan dalam makan siang bersama keduanya di Wisma Nusantara, Jakarta.

"Sejak tahun 2014 bukan sekedar pendukung, kami adalah pengusung utama, maka kami tuh ingin Pak Jokowi meninggalkan legacy yang baik. Baik secara ekonomi, politik, sosial, budaya, tata negara, dan sebagainya yang intinya berpihak pada konstitusi dan moral politik yang baik," ujar Sugeng Suparwoto.

Baca Juga: Ingin Kejelasan, Surya Paloh Akan Temui Jokowi untuk Bahas Koalisi Pemerintah

Dukungan atau endorse dari Jokowi dinilainya akan membuat proses Pilpres 2024 tak berimbang. Seyogyanya, Jokowi dan pemerintahannya tak berpihak kepada calon presiden (capres) tertentu.

"Biarkanlah putra putri terbaik berkompetisi melalui mekanisme konstitusional dan melalui proses politik yang baik. Itu tadi penegasan begitu," ujar Sugeng Suparwoto.

Baca Juga: Surya Paloh Tak Suka Jokowi Ikut Campur Urusan Pilpres

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Republika.