Menu


Pengamat: Jokowi Telah Buat Garis Tegas Pemisah dengan Nasdem

Pengamat: Jokowi Telah Buat Garis Tegas Pemisah dengan Nasdem

Kredit Foto: Antara/Muchlis Jr - Biro Pers Setpres/hma

Konten Jatim, Jakarta -

Belakangan, Nasdem, sebagai partai politik pendukung pemerintah, berulang kali tak mendapatkan undangan pertemuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan ketua umum parpol pendukung.

Pengamat menilai ini sebagai garis tegas yang dibuat Jokowi.

"Berarti memang pemerintahan saat ini sudah menahbiskan kami dan anda, kami adalah yang mencoba meneruskan dan anda yang mencoba menggantikan kami," kata pengamat politik Hendri Satrio, Jumat (5/5/2023).

Baca Juga: Soal IKN Nusantara, Ini Pesan Megawati untuk Jokowi

Namun, ia mengingatkan, Jokowi salah jika berasumsi orang-orang yang didukungnya itu menuruti kemauannya ketika sudah menjabat. Sebab, ketika menjabat, mereka akan memiliki otoritas sendiri melanjutkan atau tidak.

Meski begitu, Hendri berpendapat, tetap menjadi hak Presiden Jokowi jika ingin mengumpulkan koalisi partai-partai pendukungnya. Walaupun, ia merasa, seharusnya pertemuan semacam itu tidak dilaksanakan di Istana.

Ia menyarankan, Presiden Jokowi mencontoh apa yang dilakukan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, yang menyelamatkan demokrasi. Artinya, Jokowi bisa mengawal demokrasi seperti presiden-presiden sebelumnya.

"Memberi kesempatan kepada anak bangsa sebagai calon presiden layaknya presiden sebelumnya memberikan kesempatan kepada dirinya, presiden sebelumnya tidak sibuk meng-endorse endorse," ujar Hensat.

Hendri juga memuji Megawati yang memastikan demokrasi berjalan dalam rela yang ada dengan mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai capres PDIP. Bahkan, menegaskan dua periode merupakan batas maksimal presiden.

Selain itu, ia melihat, Megawati tampak semringah atas dukungan PPP kepada Ganjar Pranowo di Pilpres 2024. Hal ini sekaligus menunjukkan ke Megawati kalau Ganjar bisa membuat PDIP bekerja sama dengan parpol lain.

Apalagi, lanjut Hendri, sempat terjadi semacam 'lost track' ketika Presiden Jokowi mengumpulkan ketua umum partai politik saat Megawati di Jepang. Hal itu dirasa turut mendorong Megawati mengumumkan Ganjar.

Baca Juga: Pertemuan Jokowi dengan 6 Ketum Parpol di Istana Dinilai untuk Cari Titik Temu Partai Pendukung Pemerintah

"Bu Mega ingin mengingatkan kembali saya yang punya tiketnya, keputusan ada di saya, walaupun presiden bisa meng-endorse dia tidak punya tiket," kata Hendri. 

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Republika.