Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menyebut Anies Baswedan berpotensi kehilangan tiket emas maju di Pilpres 2024 apabila tidak memilih Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai calon wakil presiden (cawapres).
Adi menganalisis bahwa apabila AHY tak dijadikan pendamping Anies, Demokrat bakal keluar dan memilih bergabung dengan koalisi yang lain. Sebab, jatah cawapres dinilai harga mati untuk partai berlambang mercy tersebut.
"Cocok secara politik tentu yang harus disebut untuk wakilnya Anies Baswedan, tidak ada yang lain, (yaitu) AHY," kata Adi Prayitno dari kanal YouTube tvOneNews, dikutip Konten Jatim pada Kamis (4/5/2023).
Apabila Demokrat melipir ke koalisi lain, maka secara otomatis Anies gagal mendapatkan tiket emas capres, sebab partai yang tersisa yang mendukungnya tak memenuhi ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold) 20 persen.
"Karena kalau AHY tidak masuk kemudian dia berani keluar mencari tempat yang lain, Anies tidak bisa masuk (maju di Pilpres 2024)," sambung pengamat politik asal UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.
Perkembangan terbaru, Partai NasDem menyebut bahwa kandidat calon wakil presiden untuk Anies Baswedan sudah semakin jelas. NasDem menyebut ada sejumlah nama yang kini sudah mengerucut menjadi lima.
Hal ini disampaikan Ketua DPP NasDem Sugeng Suparwoto. Tetapi ia tidak menyebutkan siapa saja dari lima nama tersebut.
Nama-nama kandidat cawapres untuk Anies memang sengaja dirahasiakan. Sugeng berujar hal itu sudah menjadi bagian dari strategi. Sebabnya, pihak Koalisi Perubahan untuk Persatuan juga menunggu siapa yang kelak menjadi rival dari Anies.
Baca Juga: Anies Diprediksi Berhasil Jadi Presiden Bila Didukung SBY dan Jusuf Kalla
Adapun nama-nama yang sudah mengerucut saat ini hasil dari kontemplasi serta diskusi yang dilakukan Anies dengan Koalisi Perubahan. Dari diskusi itu, Anies kemudian menunjuk sejumlah nama potensial menjadi kandidat cawapres.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO