Menu


Apakah Meninggal Bunuh Diri Takdir Allah SWT? Ini Penjelasan Ustaz Khalid Basalamah

Apakah Meninggal Bunuh Diri Takdir Allah SWT? Ini Penjelasan Ustaz Khalid Basalamah

Kredit Foto: Suara.com

Konten Jatim, Jakarta -

Setiap manusia pastinya bakal merasakan yang namanya kematian. Cara atau proses kematian manusia tersebut bermacam-macam, termasuk ada yang bunuh diri.

Lantas, apakah meninggal bunuh diri tersebut termasuk takdir Allah SWT, mengingat semua takdir sudah tercatat di Lauhul Mahfudz?

Pendakwah Ustaz Khalid Basalamah manyebut bahwa takdir terbagi menjadi dua macam, yakni takdir yang mutlak dan takdir yang ada campur tangan manusia melalui ikhtiar.

Baca Juga: Benarkan Arwah yang Sudah Meninggal Bisa Gentayangan Menurut Pandangan Islam? Ustaz Khalid Basalamah Bilang Begini

Terkait bunuh diri, Ustaz Khalid menyebut bahwa memang waktu kematian tersebut sudah ditentukan oleh Allah SWT, akan tetapi proses atau caranya itu disebut ikhtiar.

"Kalau masalah takdirnya, ya memang dicatat di Lauhul Mahfuz. Proses seseorang mati itu ikhtiar dia. Kasus ajalnya datang di mana, dicabut ruh oleh malaikat itu takdir mutlak," kata Ustaz Khalid Basalamah dari kanal YouTube Shofwah TV, dikutip Konten Jatim pada Rabu (3/5/2023).

Takdir mengenai kapan waktu meninggal, itu memang takdir mutlak. Akan tetapi, proses yang membuat kita menuju kematian itu ikhtiar kita.

Seperti misalnya, ada orang yang ikut berperang di jalan Allah agar mendapatkan mati syahid. Itu disebut sebagai ikhtiarnya.

"Jadi takdir ada dua macam, ada yang mutlak, tidak ada campur tangan kita di situ. Seperti kita mati di mana, kapan, itu sudah mutlak Allah yang tentukan. Mau di lautan, rumah, mau lagi tidur, makan, jalan, pokoknya tiba ajal, mati," ucap Ustaz Khalid.

"Tapi prosesnya yang membawa orang pada kematian itu ikhtiar. Seperti orang ikut berperang untuk mati syahid," tuturnya.

Dalam ceramahnya Ustaz Khalid menjelaskan bahwa ikhtiar kita menuju proses kematian tersebut juga dinilai oleh Allah SWT.

Apabila proses kematiannya baik dan diridai Allah SWT, maka itu baik baginya. Sementara itu apabila meninggal karena menzalimi diri sendiri seperti bunuh diri, maka itu buruk dalam pandangan Islam.

"Proses (kematian) ini dinilai oleh Allah SWT. Kalau dia prosesnya baik, dia mati syahid. Membela kehormatan, kebetulan ajalnya datang, itu berarti dia ditutup dengan kebaikan," terangnya.

"Tapi kalau prosesnya ini dia buat keburukan, ya buruk. Lauhul Mahfudz tercatat, dia pilih bunuh diri misalnya, itu dosa besar. Maka berarti dia berdosa di situ," tandasnya.

Berikut adalah dalil mengenai larangan bunuh diri.

Baca Juga: Bagaimana Pandangan Islam tentang Bunuh Diri dan Apa Hukumnya? Ini Penjelasan Ustaz Khalid Basalamah

Allah SWT berfirman yang menyerukan manusia agar tak melakukan dosa besar bunuh diri: "Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu." (QS. An-Nisa': 29). Ayat ini menunjukkan bahwa bunuh diri merupakan tindakan yang sangat dilarang dalam Islam.

Selain firman Allah SWT tersebut, dalam hadist juga terdapat dalil mengenai bunuh diri. Dari Abu Hurairah RA, ia mengatakan, Nabi SAW bersabda,

"Siapa yang terjun dari gunung untuk bunuh diri, maka ia kelak di neraka Jahannam akan tetap terjun untuk selama-lamanya. Dan siapa yang makan racun untuk bunuh diri, maka racun itu akan tetap berada di tangan dan dijilatinya dalam neraka Jahannam untuk selama-lamanya. Dan siapa yang membunuh dirinya sendiri dengan senjata besi, maka besi itu akan tetap di tangannya untuk menikam perutnya dalam neraka Jahannam untuk selamanya."