Presiden Joko Widodo atau Jokowi bertemu dengan enam ketua umum (ketum) partai politik (parpol) pendukung pemerintah di Istana Negara, Selasa (2/5). Pertemuan tersebut tanpa mengundang Partai NasDem.
Terkait asumsi bahwa pertemuan tersebut membahas Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi punya pandangan tersendiri.
Burhan mengaku tak yakin pertemuan tersebut membahas pembagian kekuasaan (powersharing) secara bersamaan. Sebab, pembagian kekuasaan biasanya dibicarakan di balik layar.
"Saya tidak terlalu yakin pertemuan yang melibatkan presiden dan enam ketua umum partai pendukung pemerintah itu membicarakan semacam powersharing secara bersamaan. Biasanya powersharing itu dibicarakan di belakang layar," kata Burhanuddin Muhtadi dari kanal YouTube CNN Indonesia, dikutip Konten Jatim pada Rabu (3/5/2023).
"Jadi kalau rame-rame seperti itu justru terlalu lucu gitu ya, karena pembagian kekuasaan biasanya melibatkan pembicaraan setengah kamar, tidak secara bebarengan," sambung pengamat politik ini.
Burhan justru menduga, pembicaraan Jokowi dengan ketum parpol tersebut memang membahas hal-hal yang sifatnya normatif seperti perkembangan ekonomi Indonesia pada masa depan, hingga capaian pembangunan dan tantangan ke depan.
"Jadi kalau kemudian dibicarakan garis besarnya terkait dengan ancaman middle income trap, berkaitan dengan sisa bonus demografi yang tinggal 13 tahun, dan karenanya semua partai pendukung pemerintah harus solid mempersiapkan 2024, nah saya kira pembicaraan normatif semacam itu yang menurut saya mendominasi pertemuan malam ini," tutur Burhan.
Kendati membahas hal-hal yang bersifat normatif semacam itu, hal ini bukan berarti tak ada pembicaraan mengenai politik.
"Bukan berarti tidak ada semacam pembicaraan politiknya, tetapi pembicaraan politik setengah kamarnya lebih banyak dibicarakan di belakang," tandasnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi bertemu dengan enam tokoh ketua partai politik (parpol) di Istana Negara pada Selasa (2/5/2023) malam. Pertemuan itu berlangsung hangat dengan membicarakan sejumlah persoalan.
Salah satunya adalah terkait isyarat soal kesediaan Jokowi untuk membahas masa depan bangsa Indonesia setelah masa jabatannya berakhir. Tak hanya itu, para ketum parpol pun memberikan bocoran soal pertemuan yang berlangsung secara tertutup tersebut.
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto buka suara soal pembahasan yang diangkat Jokowi dalam pertemuan tersebut.
Prabowo mengungkap sebagian besar yang disampaikan Jokowi adalah pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang semakin pesat.
Baca Juga: Deretan Momen Nasdem dan Surya Paloh Dicuekin Jokowi
Mardiono pun juga menyampaikan soal fokus Jokowi dalam menghadapi bonus demografi Indonesia yang kemungkinan besar akan dihadapi bagi kepemimpinan selanjutnya.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024