Relawan Ganjar Pranowo merespons terkait istilah 'petugas partai' yang sempat dilontarkan oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pada saat deklarasi calon presiden (capres).
Menurut relawan Ganjar yang tergabung dalam Kongres Rakyat Nasional (KORNAS), istilah itu dinilai justru merugikan citra Ganjar sebagai bakal capres 2024.
Sebelumnya, Megawati menyebut Ganjar sebagai petugas partai saat mencalonkan Gubernur Jawa Tengah itu sebagai capres PDIP. Tak cuma Ganjar, nama Jokowi juga sudah kerap disebut sebagai petugas partai oleh Megawati di berbagai kesempatan.
Baca Juga: PPP Dinilai Jadi Korban Deklarasi Ganjar Pranowo, Tak Mungkin Lagi Tarik Dukungan
Mengenai istilah tersebut, Presidium KORNAS, Sutrisno Panagaribuan menilai bahwa penggunaan kata petugas partai sebenarnya adalah hal wajar. Ia menjelaskan semua partai politik di dunia, tak terkecuali di Indonesia, tentu menyebut kader yang akan diicalonkan di pemerintahan sebagai petugas partai.
"Semua parpol di seluruh dunia ini, termasuk di Indonesia pasti menjadikan kader yang ditugaskan di legislatif dan eksekutif sebagai petugas partai. Tentunya bukan hanya PDIP, bahkan partai yang tidak ikut Pemilu juga demikian," jelas Sutrisno dalam keterangan resminya, Senin (1/5/2023).
Meski demikian, Sutrisno juga mengamini jika istilah 'petugas partai' memang kerap bermakna negatif di tengah masyarakat. Menurutnya, salah satu pemicu konotasi negatif itu karena menurunnya kepercayaan masyarakat ke partai politik.
"Namun penggunaan istilah petugas partai itu di ruang publik disambut negatif (oleh masyarakat), karena parpol kehilangan kepercayaan publik," terang Sutrisno.
Atas dasar itu, Sutrisno menyarankan kepada partai pengusung Ganjar untuk tidak menggunakan istilah 'petugas partai'. Jika memang masih ingin memakai istilah itu, sebaiknya digunakan di lingkungan internal partai saja, bukan publik.
Pasalnya jika terus memakai istilah itu, kata Sutrisno, bukan tidak mungkin elektabilitas Ganjar akan menurun. Ini karena istilah petugas partai tidak menguntungkan sama sekali untuk Ganjar.
"Karena tidak ada kegentingan yang memaksa, maka penggunaan istilah petugas partai seharusnya dapat digunakan pada kegiatan yang bersifat internal," saran Sutrisno.
"Tidak akan ada penambahan suara yang signifikan untuk Ganjar Pranowo jika disebut sebagai petugas partai secara terbuka di ruang publik," sambungnya.
Terakhir, Sutrisno juga memberikan pesan kepada partai pengusung Ganjar Pranowo untuk memastikan calon mereka memenuhi kebutuhan rakyat.
Tak terkecuali Ganjar sendiri yang dinilai harus menyadari bahwa statusnya sebagai capres harus merdeka, atau dengan kata lain tidak menjadi 'boneka' siapa pun.
"Sebab satu- satunya alasan rakyat memilih capres adalah bahwa capres tersebut mampu menjawab harapan dan kebutuhan rakyat. Sehingga capres tersebut harus merdeka, bukan boneka siapa pun," pungkas Sutrisno.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024