Menu


6 Hadits Tentang Fajir: Perilaku yang Amat Dibenci Rasulullah

6 Hadits Tentang Fajir: Perilaku yang Amat Dibenci Rasulullah

Kredit Foto: Pixabay/Furkan Dere

Konten Jatim, Depok -

Fajir adalah istilah yang disematkan kepada umat Islam yang tidak mengikuti ajaran Agama Islam. Justru, alih-alih mengikuti apa yang sudah diperintahkan Allah SWT, mereka justru membangkang dan berbuat dosa selama hidup mereka.

Fajir ini masuk ke dalam kategori orang fasik selain mereka yang merupakan orang kafir. Dan dikarenakan para fajir ini masih merupakan golongan Muslim, maka selama mereka mau bertaubat sebelum ajal tiba, niscaya Allah SWT akan mengampuni dosa mereka.

Meskipun begitu, orang-orang fajir adalah golongan yang amat dibenci oleh Rasulullah SAW. Beliau beberapa kali menyebutkan keburukan-keburukan mereka yang memiliki sifat fajir dalam beberapa haditsnya yang sudah diriwayatkan.

Baca Juga: Apa Itu Fajir? Para Pendosa yang Tidak Percaya Kepada Allah

Mengutip hadits.id pada Rabu (3/5/2023), berikut beberapa hadits tentang fajir, perilaku yang amat dibenci Rasulullah SAW.

Hadits Tentang Fajir

1. Hadits Riwayat Imam Nasa’i No. 1905

 رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُسْتَرِيحٌ وَمُسْتَرَاحٌ مِنْهُ الْمُؤْمِنُ يَمُوتُ فَيَسْتَرِيحُ مِنْ أَوْصَابِ الدُّنْيَا وَنَصَبِهَا وَأَذَاهَا وَالْفَاجِرُ يَمُوتُ فَيَسْتَرِيحُ مِنْهُ الْعِبَادُ وَالْبِلَادُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَابُّ

Artinya: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dia beristirahat atau -sesuatu- diistirahatkan darinya." Jika seorang mukmin meninggal dunia, ia beristirahat dari beban berat dunia, penderitaan dan penganiayaannya, dan jika seorang yang fajir meninggal dunia, para hamba, negeri, pohon dan binatang diistirahatkan darinya."

2. Hadits Riwayat Imam Tirmidzi No. 1887

رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُؤْمِنُ غِرٌّ كَرِيمٌ وَالْفَاجِرُ خِبٌّ لَئِيمٌ قَالَ

Artinya: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seorang mukmin itu senantiasa berlapang dada dan dermawan, sedangkan seorang fajir itu bakhil dan berakhlak buruk."

Baca Juga: Mengenal Tanda-tanda Malam Lailatul Qadar Menurut Kesaksian Rasulullah SAW

3. Hadits Riwayat Imam Bukhari No. 5212

 رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَثَلُ الْمُؤْمِنِ كَمَثَلِ الْخَامَةِ مِنْ الزَّرْعِ مِنْ حَيْثُ أَتَتْهَا الرِّيحُ كَفَأَتْهَا فَإِذَا اعْتَدَلَتْ تَكَفَّأُ بِالْبَلَاءِ وَالْفَاجِرُ كَالْأَرْزَةِ صَمَّاءَ مُعْتَدِلَةً حَتَّى يَقْصِمَهَا اللَّهُ إِذَا شَاءَ

Artinya: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Permisalan seorang mukmin seperti dahan di suatu pohon yang dapat bengkok ketika tertiup angin dan apabila tertimpa musibah dia akan tetap tegak lurus, sedangkan permisalan orang fajir ibarat tanaman padi yang senantiasa tegak sehingga Allah akan merobohkannya kapan saja Dia kehendaki."

4. Hadits Riwayat Imam Bukhari No. 5833

عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالْآخَرُ عَنْ نَفْسِهِ قَالَ إِنَّ الْمُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَأَنَّهُ قَاعِدٌ تَحْتَ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ عَلَيْهِ وَإِنَّ الْفَاجِرَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَذُبَابٍ مَرَّ عَلَى أَنْفِهِ فَقَالَ بِهِ هَكَذَا قَالَ أَبُو شِهَابٍ بِيَدِهِ فَوْقَ أَنْفِهِ ثُمَّ قَالَ لَلَّهُ أَفْرَحُ بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ مِنْ رَجُلٍ نَزَلَ مَنْزِلًا وَبِهِ مَهْلَكَةٌ وَمَعَهُ رَاحِلَتُهُ عَلَيْهَا طَعَامُهُ وَشَرَابُهُ فَوَضَعَ رَأْسَهُ فَنَامَ نَوْمَةً فَاسْتَيْقَظَ وَقَدْ ذَهَبَتْ رَاحِلَتُهُ حَتَّى إِذَا اشْتَدَّ عَلَيْهِ الْحَرُّ وَالْعَطَشُ أَوْ مَا شَاءَ اللَّهُ قَالَ أَرْجِعُ إِلَى مَكَانِي فَرَجَعَ فَنَامَ نَوْمَةً ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ فَإِذَا رَاحِلَتُهُ

Artinya: Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata; "Sesungguhnya orang mukmin melihat dosa-dosanya seperti ia duduk di pangkal gunung, ia khawatir gunung itu akan menimpanya, sedangkan orang fajir (selalu berbuat dosa) melihat dosa-dosanya seperti lalat yang menempel di batang hidungnya, kemudian ia mengusirnya seperti ini lalu terbang." Abu Syihab mengisyaratkan dengan tangannya di atas hidungnya. Dia juga berkata; 'Allah merasa gembira karena taubatnya seorang hamba melebihi kegembiraan seseorang yang tengah singgah di suatu tempat yang mencekam dengan ditemani hewan tunggangannya, perbekalan makanan dan minuman berada bersama tunggangannya, kemudian ia meletakkan kepalanya lalu tertidur. Ketika ia terbangun dari tidurnya, ternyata hewan tunggangannya terlepas dengan membawa perbekalan makanan dan minumannya, hingga ketika ia merasa sangat panas dan haus, atau seperti yang dikehendaki Allah, ia pun berkata; 'Sebaiknya aku kembali saja ke tempat tidurku semula.' Kemudian ia kembali dan tertidur. Ketika ia mengangkat kepalanya, ternyata hewan tunggangannya telah berada di sisinya.'

5. Hadits Riwayat Imam Bukhari No.387

قَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ وَافَقْتُ رَبِّي فِي ثَلَاثٍ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَوْ اتَّخَذْنَا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى فَنَزَلَتْ { وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى } وَآيَةُ الْحِجَابِ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَوْ أَمَرْتَ نِسَاءَكَ أَنْ يَحْتَجِبْنَ فَإِنَّهُ يُكَلِّمُهُنَّ الْبَرُّ وَالْفَاجِرُ فَنَزَلَتْ آيَةُ الْحِجَابِ وَاجْتَمَعَ نِسَاءُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْغَيْرَةِ عَلَيْهِ فَقُلْتُ لَهُنَّ { عَسَى رَبُّهُ إِنْ طَلَّقَكُنَّ أَنْ يُبَدِّلَهُ أَزْوَاجًا خَيْرًا مِنْكُنَّ } فَنَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ قَالَ أَبُو عَبْد اللَّهِ و

Artinya: Telah berkata Umar bin Al Khaththab, "Aku memiliki pemikiran yang aku ingin jika itu dikabulkan oleh Rabbku dalam tiga persoalan. Maka aku sampaikan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, 'Wahai Rasulullah, seandainya Maqam Ibrahim kita jadikan sebagai tempat shalat? Lalu turunlah ayat: '(Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim sebagai tempat shalat) ' (Qs. Al Baqarah: 125). Yang kedua tentang hijab. Aku lalu berkata, 'Wahai Rasulullah, seandainya Tuan perintahkan istri-istri Tuan untuk berhijab karena yang berkomunikasi dengan mereka ada orang yang shalih dan juga ada yang fajir (suka bermaksiat).' Maka turunlah ayat hijab. Dan yang ketiga, saat istri-istri beliau cemburu kepada beliau (sehingga banyak yang membangkang), aku katakan kepada mereka, 'Semoga bila Beliau menceraikan kalian Rabbnya akan menggantinya dengan istri-istri yang lebih baik dari kalian.' Maka turunlah ayat tentang masalah ini."

Baca Juga: Buya Yahya: Hanya Dosa Kepada Orang Tua yang Hukumannya di Dunia Sekaligus Akhirat

6. Hadits Riwayat Imam Muslim No. 3437

رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ خَرَجَ مِنْ الطَّاعَةِ وَفَارَقَ الْجَمَاعَةَ ثُمَّ مَاتَ مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً وَمَنْ قُتِلَ تَحْتَ رَايَةٍ عِمِّيَّةٍ يَغْضَبُ لِلْعَصَبَةِ وَيُقَاتِلُ لِلْعَصَبَةِ فَلَيْسَ مِنْ أُمَّتِي وَمَنْ خَرَجَ مِنْ أُمَّتِي عَلَى أُمَّتِي يَضْرِبُ بَرَّهَا وَفَاجِرَهَا لَا يَتَحَاشَ مِنْ مُؤْمِنِهَا وَلَا يَفِي بِذِي عَهْدِهَا فَلَيْسَ مِنِّي و

Artinya: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa keluar dari ketaatan dan memisahkan diri dari Jamaah kemudian dia mati, maka matinya seperti mati jahiliyah. Barangsiapa terbunuh di bawah bendera kefanatikan, balas dendam karena kefanatikan, dan berperang karena kebangsaan, maka dia tidak termasuk dari umatku. Dan barangsiapa keluar dari umatku lalu (menyerang) umatku dan membunuh orang yang baik maupun yang fajir, dan tidak memperdulikan orang mukminnya serta tidak pernah mengindahkan janji yang telah dibuatnya, maka dia tidak termasuk dari golonganku."