Partai Gerindra menjelaskan tujuan keberadaan Jimly Asshiddiqie dan Marzuki Ali yang mendampingi pimpinannya Prabowo Subianto menyambut eks Ketua Umum Partai Hanura, Wiranto, di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sugiono usai pertemuan Prabowo dan Wiranto di Hambalang, Senin malam, menyebutkan bahwa keduanya memang belakangan ini intens memberikan masukan-masukan kepada Partai Gerindra.
Baca Juga: Makin Akrab, Wiranto Ungkap Alasan Keluar dari Hanura di Hadapan Prabowo
"Beliau berdua memang selama ini aktif dalam arti sering bersama kami dalam memikirkan hal-hal yang perlu dilakukan ke depan dalam rangka memperbaiki kondisi bangsa dan meneruskan apa yang sudah baik, menyusun program juga bersama Partai Gerindra," kata Sugiono.
Namun, ia menjelaskan bahwa Jimly Asshiddiqie yang merupakan mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) dan Marzuki Alie mantan Ketua DPR RI hingga kini belum resmi menjadi kader Partai Gerindra. "Belum (jadi kader), kalo KTA (kartu tanda anggota) belum (memiliki)," ujarnya.
Ia menerangkan bahwa untuk menjadi kader Partai Gerindra, setiap calonnya wajib melakukan proses kaderisasi bersama Partai Gerindra. "Kalau kader itu ada proses kaderisasi, Pak Jimly dan Pak Marzuki Alie itu belum mengalami proses kaderisasi tersebut, tapi dari sumbangsih yang mereka lakukan, mereka adalah perkuatan bagi Partai Gerindra," sebut Sugiono.
Diketahui, Wiranto bersama kader binaannya tiba di Hambalang pukul 17.25 WIB menggunakan satu unit bus pariwisata dan satu unit minibus Hiace.
Tampak juga, mantan ketua umum PSSI Mochamad Iriawan alias Iwan Bule, Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani, Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra, Hashim Djojohadikusumo, dan sejumlah petinggi Partai Gerindra lainnya saat Prabowo menyambut Wiranto.
Baca Juga: Jimly Asshiddiqie Menjagokan Prabowo Sebagai Capres
Wiranto mengantarkan kader-kader binaannya untuk melanjutkan kiprah di Partai Gerindra, setelah siang harinya mengantarkan sebagian ke PPP. "Saya tanya mereka apakah masih punya hasrat untuk berjuang di perpolitikan nasional, ternyata siap kalau ada perintah, tapi saya bilang jangan berdasarkan perintah, tapi secara demokrasi," kata Wiranto.
Menurut dia, sebagian kader binaan dia yang dianggap nasionalis memilih melanjutkan di Partai Gerindra, dan sebagian yang agamis ke PPP.
"Ternyata memang yang cenderung basic nasionalism memilih Gerindra. Teman-teman yang lebih banyak bernapaskan agamis, Islam terutama saya serahkan untuk bisa berkiprah di PPP tadi siang saya serahkan ke Pak Mardiono," kata Wiranto.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan