Pengamat politik Ray Rangkuti berbicara soal nasib Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terancam bubar setelah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mendukung pencapresan Ganjar Pranowo. KIB sendiri awalnya dibangun oleh Partai Golkar, PAN, dan PPP.
Ray menilai Golkar bisa ditinggalkan sendirian di dalam KIB jika masih ngotot mengusung Airlangga Hartarto sebagai capres 2024.
Baca Juga: Golkar Ngotot Usung Airlangga Capres 2024 meskipun Elektabilitas Jeblok, Pengamat Sarankan Ini
"Kalau Airlangga tetap dalam posisi sebagai calon presiden, bahkan calon wakil presiden pun nggak mau turun, ya sudah itu artinya tinggal Partai Golkar sendiri yang di KIB," kata Ray Rangkuti, dikutip dari Youtube TvOne, Selasa (2/5/223).
Mengenai kemungkinan Golkar bergabung dengan Koalisi Perubahan, Ray menyebut langkah tersebut sudah telat. Mengingat Golkar masih keukeuh mendukung Airlangga di Pilpres mendatang.
"Saya kira mereka akan sangat telat (berkoalisi dengan parpol lain) di ujung-ujungnya karena posisi mereka yang tidak mau menurunkan status Pak Airlangga sebagai calon presiden. Itu mengakibatkan hampir semua pintu tertutup bagi mereka," ujarnya.
"Karena orang kan berpikirnya realistis aja, gimana kita mendukung calon presiden yang elektabilitasnya sampai 5% juga gak ada. Itu artinya buang tenaga, buang pikiran, buang uang juga. Mungkin bagi Golkar menguntungkan tapi bagi teman koalisinya jauh dari menguntungkan," terang dia.
Baca Juga: Tak Punya Nama Capres Populer, Pengamat Sebut PAN dan Golkar Akan Gabung Gerbong Ganjar atau Prabowo
Dia mengatakan hampir semua parpol mendukung capres yang punya elektabilitas tinggi.
"Makanya berpikirnya sederhana saja. Kita nggak perlu keluarkan biaya dan tenaga, kita ikut saja bagi orang yang populer dengan elektabilitas yang tinggi. Sehingga dengan begitu nanti berkuasa, kita juga ikut berkuasa."
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO