Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto bertemu dengan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Sabtu malam (29/4/2024).
Dalam pertemuan tersebut, Airlangga mengajak Demokrat dan lainnya untuk bekerja sama meloloskan Indonesia dari middle income trap atau jebakan kelas menengah.
"Tahun depan, kita persimpangan jalannya bukan di ideologi, bukan masalah kekuasaan, tetapi di negara kita, mampu nggak kita menjadi negara yang lepas dari middle income trap, menjadi negara yang maju," kata Airlangga.
Baca Juga: Bertemu dengan Demokrat, Airlangga: Kita Tak Ingin Pecah Bangsa Jadi Dua
Menurut Airlangga persimpangan dalam menghadapi jebakan kelas menengah, hanya bisa dihadapi Indonesia jika seluruh partai bisa bersama-sama bekerja.
"Crossroad ini harus kita lalui hanya oleh kerja kita bersama. Tidak bisa hanya satu partai kerja, atau partai yang menang pemilu kerja sendirian, itu tidak bisa," tegas Airlangga dikutip dari jawapos.com (grup FAJAR).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian ini menambahkan, Partai Golkar menawarkan pada partai politik lain agar bisa kerja sama menghadapi middle income trap untuk kemajuan Indonesia.
Ia menegaskan, silaturahmi dengan Presiden RI ke-6 ini juga menjadi bukti bahwa meskipun posisi Golkar dan Demokrat berbeda dalam berkoalisi, namun tujuan keduanya sama, yakni untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Baca Juga: Datangi Cikeas, Kehadiran Airlangga Disambut Hangat AHY dan Ibas
Saat ini, Golkar tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Sementara, Partai Demokrat bersama Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan NasDem menyepakati Koalisi Perubahan.
"Mari bersama-sama, posisi tidak harus bareng, tidak harus dalam posisi sama, tapi yang paling sulit adalah dalam posisi yang berbeda kita bertujuan yang sama, untuk kemajuan dan kesejahteraan," tutur Airlangga.
Airlangga menegaskan, kesatuan politik pasca-pemilu sangat penting. Menurutnya, kesatuan pasca-pemilu tidak terjadi kalau tidak dirintis dari sebelum pemilu digelar pada 2024.
"Perbedaan hanya pada tanggal 14 Februari, pada saat masyarakat memilih, mencoblos, sesudah itu kita kembali bersama-sama," ucap Airlangga.
Sementara itu, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengaku, kehadiran Airlangga bersama jajaran elite Partai Golkar menjadi bagian penting dalam komunikasi yang produktif untuk menemukan solusi dari persoalan bangsa.
Baca Juga: Singgung Kemunduran Demokrasi di Depan Airlangga, SBY: Ada yang Coba Mengutak-atik
AHY juga sependapat dengan Airlangga, agar pemilu jangan sampai memunculkan pembelahan atau benturan keras antar-anak bangsa sendiri.
"Kami akan menentang keras, apakah radikal kanan-atau radikal kiri, apa pun yang hanya ingin menghancurkan persatuan di negara kita," ujar AHY.
Ketum Demokrat itu menegaskan, dalam politik, sampai saat ini segala kemungkinan bisa terjadi. Baik Demokrat yang bergabung dengan Golkar, atau Golkar bergabung dengan Demokrat.
Baca Juga: Prabowo-Airlangga Makin Intens, Pengamat Sebut Peluang Menang Terbuka Lebar
"Dalam politik seperti juga sebetulnya dalam kehidupan, segala sesuatunya punya kemungkinan. Namun demikian, semangat yang kami jalin tadi adalah, sama-sama menghormati posisi dan sikap politik per hari ini," pungkas AHY.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO