Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun menilai bahwa Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD tak akan bisa menjadi calon wakil presiden (Cawapres) dari mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Menurutnya, ada beberapa alasan mengapa Mahfud MD tak bisa menjadi cawapres Anies, salah satunya karena perbedaan rezim yang ditenggarai keduanya.
"Jadi ada dua alasan, Mahfud akan mencari tokoh yang lebih senior agar dia masih masuk di dalam skema permainan tokoh tersebut, ke skema tim tokoh tersebut," kata Refly melansir dari youtube channelnya, Kamis (27/4/2023).
Baca Juga: Tak Bisa Tahu Semua Kasus, Mahfud MD: Saya Turun Tangani Kasus yang Viral
"Dan alasan yang kedua tentu dia memilih orang yang sekarang satu rezim dengan dirinya ya bukan yang berbeda rezim atau yang mau menggantikan rezim sekarang ini," tambahnya.
Refly menambahkan, posisi keduanya dalam dua sisi yang berbeda. Meskipun Mahfud MD bisa dibilang senior dalam dunia perpolitikan Indonesia.
"Ya maupun MD itu adalah generasi 60-an jadi banyak generasi 60-an itu ya orang yang sudah 60an, generasi berikutnya 70-an, yang 80-an belum ada. Kemudian yang akan mentas seperti Anies ini usianya 50-an bahkan di bawahnya 40-an seperti AHY juga ikut mentas," tambahnya.
Baca Juga: Naskah RUU Perampasan Aset Sudah di Jokowi, Mahfud MD Sebut Tak Lama Lagi Ditandatangani
Secara psikologi, kata dia, Mahfud MD pasti lebih mengendorse orang yang generasinya ke atas, bukan ke bawah.
"Berbeda lagi misalnya yang berhadapan adalah Prabowo dan Anies, dia (Mahfud MD) akan endorse Prabowo sama seperti memori 2014. Balik lagi karena dia ketua tim kampanye Prabowo-Hatta waktu itu ya," ungkapnya.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024