Menu


Elektabilitas di Bawah Ganjar dan Prabowo, Golkar Masih Keukeuh Usung Airlangga Capres di Pilpres 2024?

Elektabilitas di Bawah Ganjar dan Prabowo, Golkar Masih Keukeuh Usung Airlangga Capres di Pilpres 2024?

Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat

Konten Jatim, Jakarta -

Partai Golkar mendorong Airlangga Hartarto untuk maju sebagai calon presiden (capres) di Pilpres 2024. Hal ini sesuai amanat Musyawarah Nasional (Munas) Golkar.

Meskipun begitu, pengamat politik Ray Rangkuti menilai hal tersebut sulit untuk direalisasikan.

Pasalnya kata Ray, elektabilitas Ketua Umum Partai Golkar tersebut masih jeblok, dan namanya masih belum laku di pasar pemilu. Lebih-lebih posisi capres, posisi calon wakil presiden (cawapres) pun dinilai masih sangat berat untuk dicapai.

Baca Juga: Bertemu Petinggi Golkar, Prabowo Tawarkan Airlangga Posisi Cawapres?

"Kalau sekarang ini kan secara formal mereka (Golkar) mengusungnya (Airlangga), tetapi secara faktual menurut saya sulit," kata Ray Rangkuti dari kanal YouTube tvOneNews, dikutip Konten Jatim pada Jumat (28/4/2023).

"Sulit mengusung Pak Airlangga sebagai calon presiden, jangankan calon presiden bahkan sebagai calon wakil presiden pun agak sulit nama Pak Airlangga itu laku di pasar pemilu," lanjut dia.

Apabila mengusung Airlangga sebagai capres gagal terlaksana, Golkar dinilai bakal mencari koalisi di mana sang ketua umum sebisa mungkin untuk mendapatkan jatah cawapres.

"Ngapain kita mengusung capek-capek orang yang bahkan untuk 5 persen pun di pemilu nggak ada. Oleh karena itu yang mungkin dilakukan adalah melakukan koalisi, mencari figur presiden tetapi sebisa mungkin tentu ya setidaknya posisi Pak Airlangga itu jadi calon wakil presiden," paparnya.

Lebih lanjut Ray menilai, jika opsi capres atau cawapres pun tak bisa digapai Golkar, partai berlambang beringin itu diprediksi bakal bersikap pragmatis, yakni masuk ke koalisi yang mana Airlangga Hartarto tak menjadi apa-apa.

"Bahkan sih saya boleh jadi berpikir, jangan-jangan juga Golkar akan masuk ke dalam satu koalisi yang di mana mereka tidak menjadi capres ataupun cawapres," bebernya.

Sebelumnya, Partai Golkar dirundung dilema usai PPP mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden. Golkar bersama PAN di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) kini harus menentukan pilihan ke mana kapal akan berlabuh.

Ada dua kemungkinan yang bisa dilakukan. Pertama ikut jejak PPP mengusung Ganjar. Pilihan kedua yang rasional, yakni mengalihkan dukungan untuk pencapresan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Baca Juga: Peluang Jadi Capres Mengecil, Airlangga Disarankan Merapat ke Gerindra-PKB

Golkar yang sebelumnya mengusung pencapresan Ketua Umum mereka, Airlangga Hartarto pasti punya daya tawar tinggi. Minimal, bila ingin mendukung satu di antara Ganjar atau Prabowo, Golkar akan menawarkan proposal sebagai cawapres untuk kader mereka. Baik itu Airlangga maupun kader lain yang potensial.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO