Menu


Sandiaga Uno Pindah ke PPP, Eko Kuntadhi: Kalau Tetap di Gerindra Gak Punya Peluang Jadi Cawapres

Sandiaga Uno Pindah ke PPP, Eko Kuntadhi: Kalau Tetap di Gerindra Gak Punya Peluang Jadi Cawapres

Kredit Foto: Twitter/Sandiaga Uno

Konten Jatim, Jakarta -

Pegiat media sosial Eko Kuntadhi mengomentari kepindahan Sandiaga Uno ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Dia menilai Sandi memilih meninggalkan Gerindra untuk merapat ke partai politik yang dianggap representasi dari kelompok Islam Nahdliyin.

Tujuannya adalah untuk merebut tempat cawapres yang saat ini belum juga terisi. Sandi dinilai tak punya peluang ditunjuk sebagai wapres jika tetap bertahan di Gerindra.

Baca Juga: Gibran Ikut-ikutan Duetkan Ganjar Pranowo dan Sandiaga Uno: Cocok Enggak?

"Kita tahu di partai politik ada dua yang dianggap presentasi dari kelompok Islam tradisional, yakni yang PKB dan PPP," kata Eko Kuntadhi, dikutip dari Youtube Cokro TV, Jumat (28/4/2023).

'Kenapa sandi memilih P3 lagi-lagi tadi bahwa P3 bisa direpresentasikan sebagai bagian dari kelompok Islam tradisional dan tentu saja ini membuka peluang Buat Sandi untuk digandengkan dengan capres dari kelompok nasional. Kalau dia tetap di Gerindra kan dia nggak punya peluang," terangnya.

Eko mengatakan Gerindra lebih memilih untuk menunjuk tokoh NU seperti Cak Imin sebagai pendamping Prabowo Subianto Pilpres 2024.

"Sekarang Gerindra sudah masuk sebagai bagian dari partai pemerintah dan tentu saja dia harus bekerja sama menggandeng partai-partai lain yang merupakan representasi kaum Nahdliyin seperti PKB," ujar dia.

Hal yang sama juga terlihat pada capres dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan. Eko melihat Anies sedang berusaha menggabungkan kelompok Islam garis keras dengan kelompok Islam Nahdlatul Ulama.

Baca Juga: Eko Kuntadhi: Sandiaga dan Erick Thohir Berebut Pakai Sarung Buat Jadi Cawapres Ganjar

"Sepertinya Anies juga maunya mencari sosok pendamping dari Islam tradisional. Gua bingung Anies kan bukan presentasi nasionalis, dia imagenya yang terbentuk pasca Pilkada Jakarta justru sebagai representasi kelompok-kelompok Islam yang dalam tanda kutip garis keras," imbuhnya.

"Mungkin Anies ingin menggabungkan antara Islam yang keras yang selama ini menjadi basis dukungannya dengan kelompok Islam tradisional yang cenderung lembut," ujar dia.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024