Pegiat media sosial Eko Kuntadhi menilai, nama-nama capres potensial seperti Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto berupaya menggandeng cawapres dari tokoh Nahdlatul Ulama (NU).
"Alhasil dalam Pemilu 2024, nanti suara-suara kelompok Islam tradisional atau kelompok Nahdliyin ini menjadi rebutan hampir semua calon presiden," ungkap Eko Kuntadhi, dikutip dari Youtube Cokro TV, Jumat (28/4/2023).
Baca Juga: Eko Kuntadhi: Pemilu 2024 Jadi Momen Capres Rebutan Suara Nahdliyin
Dia menyebut Menkopolhukam Mahfud MD juga masuk bagian dari Nahdlatul Ulama. Hanya saja, ia memiliki beberapa kendala sehingga sulit ditunjuk sebagai cawapres.
"Mahfud MD juga dianggap begitu mewakili kaum nahdiyyin. Tapi persoalannya Pak Mahfud gak punya partai, mungkin juga nggak punya logistik, mungkin juga belum tentu disetujui oleh partai-partai pengusung. Itu salah satu kendala yang barangkali bisa menjadi batu ganjalan," katanya.
Situasi ini berbeda dengan Menteri BUMN Erick Thohir yang kini menjadi bagian dari NU. Erick bahkan pernah diberi amanah menjadi ketua panitia Satu Abad Nadhlatul Ulama berdasarkan SK PBNU bernomor 66/A.11.04/06/2022.
Baca Juga: Eko Kuntadhi: Sandiaga dan Erick Thohir Berebut Pakai Sarung Buat Jadi Cawapres Ganjar
"Erick Thohir kan sebelumnya nggak dikenal sebagai bagian dari keluarga Nahdlatul Ulama. Dia adalah pengusaha, sekolah di Amerika," kata Eko Kuntadhi.
"Tapi dalam perjalanan politiknya setelah duduk sebagai Menteri BUMN, dia tampaknya tahu posisi kelompok Islam tradisional yang diwakili oleh NU ini sangat strategis. Makanya kemudian Erik resmi masuk ke GP Ansor, ikut pelatihan Banser lumpur-lumpuran sampai nyepret-nyepret demi dianggap sebagai bagian dari kaum Nahdliyin," terangnya
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024