Menu


Eko Kuntadhi: Pemilu 2024 Jadi Momen Capres Rebutan Suara Nahdliyin

Eko Kuntadhi: Pemilu 2024 Jadi Momen Capres Rebutan Suara Nahdliyin

Kredit Foto: Istimewa

Konten Jatim, Jakarta -

Pegiat media sosial Eko Kuntadhi menilai, Pemilu 2024 menjadi momentum capres dan partai politik memperebutkan suara kaum Nahdliyin. Mengingat nama-nama capres potensial, seperti Ganjar Pranowo, berupaya menggandeng cawapres dari tokoh Nahdlatul Ulama (NU).

"Biasanya dalam Peta politik di Indonesia, kelompok nasionalis itu cocok bila disandingkan dengan kelompok Islam tradisional. Nah ini yang terjadi di Jawa Tengah kemarin ketika Ganjar dari PDIP disandingkan dengan Gus Yasin. Gus Yasin berasal dari P3, warga asli NU dan mewakili kaum Nahdliyin," kata Eko Kuntadhi, dikutip dari Youtube Cokro TV, Jumat (28/4/2023).

Baca Juga: Eko Kuntadhi: Sandiaga dan Erick Thohir Berebut Pakai Sarung Buat Jadi Cawapres Ganjar

"Mahfud MD juga dianggap begitu mewakili kaum nahdiyyin. Tapi persoalannya Pak Mahfud gak punya partai, mungkin juga nggak punya logistik, mungkin juga belum tentu disetujui oleh partai-partai pengusung. Itu salah satu kendala yang barangkali bisa menjadi batu ganjalan," jelas dia.

Hal yang sama juga terlihat pada capres dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan. Eko melihat Anies sedang berusaha menggabungkan kelompok Islam garis keras dengan kelompok Islam Nahdlatul Ulama.

Baca Juga: Siapa yang Lebih Berpeluang Dampingi Ganjar, Sandiaga Atau Erick Thohir?

"Sepertinya Anies juga maunya mencari sosok pendamping dari Islam tradisional. Gua bingung Anies kan bukan presentasi nasionalis, dia imagenya yang terbentuk pasca Pilkada Jakarta justru sebagai representasi kelompok-kelompok Islam yang dalam tanda kutip garis keras," imbuhnya.

"Mungkin Anies ingin menggabungkan antara Islam yang keras yang selama ini menjadi basis dukungannya dengan kelompok Islam tradisional yang cenderung lembut," ujar dia.

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan