Menu


Mengenal Ampo Asal Tuban, Makanan Ekstrem dari Tanah Liat

Mengenal Ampo Asal Tuban, Makanan Ekstrem dari Tanah Liat

Kredit Foto: Instagram/GenPI Jawa Timur

Konten Jatim, Jakarta -

Ampo merupakan camilan tradisional yang dibuat dari tanah liat. Makanan yang satu ini benar-benar berbahan dasar tanah liat tanpa campuran bahan apa pun.

Tak hanya berasal dari Tuban, Jawa Timur, ampo juga disebut berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Barat. Biasanya, ampo dikonsumsi sebagai camilan dan digemari oleh kalangan wanita yang sedang hamil.

Tak hanya di Indonesia, kebiasaan makan lempung ini juga disebut sebagai geofagi dan dilakukan oleh beberapa masyarakat di berbagai belahan dunia, terutama mereka yang tinggal di negara daerah tropis dan hangat.

Baca Juga: Goa Akbar, Wisata Sejarah Plus Religi Paling Worth It di Tuban

Uniknya, efek samping dari sering makan ampo ialah sering merasa mengantuk dan tidur begitu saja. 

Efek samping

Mitosnya, makanan ini dipercaya menguatkan sistem pencernaan. Laman Ngak Mandi menyebut, makan tanah liat dipercaya sebagai obat yang bisa mengobati berbagai penyakit. 

Baca Juga: 5 Kuliner Khas Situbondo, Ada yang Bernama Aneh Tapi Enak

Menurut penelitian dari Cornell University, makan tanah liat dapat mengikat hal berbahaya seperti mikrob, patogen, dan virus, sehingga ampo dapat menjadi pelindung semacam masker lumpur untuk usus.

Namun, jelas ada risiko yang jelas dalam konsumsi tanah liat yang terkontaminasi, baik oleh kotoran hewan ataupun manusia. Khususnya, parasit, seperti cacing gelang yang bisa tinggal selama bertahun-tahun dalam tanah tanpa menimbulkan masalah.

Risiko ini kebanyakan telah dipahami sebagian besar masyarakat atau suku yang mengonsumsinya.

Baca Juga: Soto Mata Sapi, Kuliner Ekstrem Madura dengan Kuah Semerah Darah

Cara buat

Ampo dibuat dengan cara yang sederhana. Namun, tanah yang digunakan sebagai bahan baku ampo tak bisa sembarangan, harus berjenis tanah liat yang teksturnya lembut dan bebas dari pasir, kerikil, dan batu.

Tanah kemudian dibentuk semacam adonan kotak atau lainnya dengan menambah air secukupnya agar adonan tanah menjadi kalis dan tak lengket di tangan. Sesekali, tanah ditambahkan air sedikit demi sedikit sembari ditumbuk dengan alat. 

Baca Juga: Nyobain Soto Mata Sapi yang Ekstrem Khas Madura, di Mana?

Setelah adonan siap, tanah itu dikikis atau diserut bagian atasnya sedikit demi sedikit dengan bilah pisau bambu. Hasil serutannya akan membentuk semacam stik wafer dengan panjang 6 sampai 8 cm. Inilah ampo.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO