Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terjerat masalah cukup pelik lantaran salah satu peneliti mereka membuat ancaman ingin membunuh masyarakat Muhammadiyah karena memiliki perbedaan terkait pelaksanaan Hari Idulfitri.
Berawal dari komentar peneliti senior BRIN, Thomas Djamaluddin, koleganya bernama Andi Pangerang Hasanuddin justru membalas pendapat tersebut dengan ancaman pembunuhan yang memantik amarah warga Muhammadiyah dan bahkan sampai dipolisikan.
Siapa sebenarnya sosok Andi Pangerang Hasanuddin yang bikin kisruh ini? Berikut profil Andi Pangerang Hasanuddin melansir laman resmi BRIN dan beberapa sumber lain pada Rabu (26/4/2023).
Baca Juga: Peneliti BRIN Disidang Etik karena Ancam Warga Muhammadiyah, Noval Assegaf: Pantas untuk Dipecat
Profil Andi Pangerang Hasanuddin
Tidak banyak informasi pribadi yang bisa diperoleh mengenai Andi Pangerang (AP) Hasanuddin. Diketahui saat ini dirinya merupakan PNS BRIN yang menjabat sebagai Peneliti Ahli Pertama di Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) tersebut.
Lebih spesifiknya, AP Hasanuddin merupakan peneliti di Pusat Riset Antariksa BRIN. Selain itu, pangkat AP Hasanuddin sebagai PNS adalah Penata Muda III/a, setara dengan lulusan pendidikan yang ditempuh sebelumnya, yakni sarjana.
Diketahui AP Hasanuddin menyandang gelar Sarjana Teknik Elektro. Sumber menyebutkan bahwa dirinya merupakan lulusan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Jawa Tengah pada 2015 lalu.
Baca Juga: Masih Suasana Lebaran, Ketua PBNU Harap Andi Pangerang Hasanuddin Dimaafkan Saja
Sebelum masuk dan menjadi peneliti BRIN, AP Hasanuddin dikabarkan sempat bekerja sebagai pengajar bimbingan belajar (bimbel) di Jakarta. Namun, dikarenakan kecintaannya terhadap astronomi, AP Hasanuddin banting setir dan menjadi peneliti BRIN pada 2018 lalu.
Ancam Bunuh Warga Muhammadiyah
Nama AP Hasanuddin menjadi pembicaraan banyak orang karena komentarnya yang mengaku ingin bunuh warga Muhammadiyah.Komentar tersebut ditemukan sebagai balasan dari komentar Thomas Djamaluddin yang sempat mengkritik Muhammadiyah karena meminta fasilitas salat Ied di lapangan tapi tidak mengikuti lebaran dari pemerintah.
"Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda kalender Islam global dari Gema Pembebasan? Banyak bacot emang!!! Sini saya bunuh kalian satu-satu. Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian," tulisnya.
Baca Juga: Gegara Ancaman ‘Bunuh Muhammadiyah’ Andi Pangerang, Kepala BRIN Minta Maaf
Komentar tersebut memantik amarah warga Muhammadiyah. Per artikel dipublikasikan, AP Hasanuddin sudah meminta maaf karena komentarnya. Dirinya mengaku khilaf dan terbawa emosi karena melihat koleganya diserang banyak Muhammadiyah pasca berujar di atas.
Namun, warga Muhammadiyah sudah terlanjur marah dan mereka akhirnya memperkarakan komentar AP Hasanuddin ke polisi. Pihak berwenang saat ini sedang mendalami kasus tersebut.
Baca Juga: Ibu Peneliti BRIN Andi Pangerang Hasanuddin Ternyata Warga Muhammadiyah
Pasca komentar tersebut, akun media sosial AP Hasanuddin seperti Facebook dan Instagram hilang, diduga karena mendapat serangan dan kecaman dari warga Muhammadiyah. Tersisa akun media sosial Twitter yang juga dibanjiri amarah dari warganet.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO