Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri telah mengumumkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai capres dari PDIP pada Pemilu 2024. Deklarasi ini digelar di Istana Batu Tulis, Kota Bogor, Jumat (21/4/2023) siang WIB.
Pemilihan Istana Batu Tulis sebagai tempat mendeklarasikan Ganjar mengingatkan publik pada perjanjian Megawati dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Disebut perjanjian Batu Tulis, kesepatakan ini ditekan oleh Mega-Prabowo pada 2009 silam.
Baca Juga: Tuding Gerindra Cuman 'Ngarang', Mitos Perjanjian Batu Tulis Megawati-Prabowo Diungkap Panda Nababan
Dalam perjanjian, Prabowo berkenan menjadi calon wakil presiden (cawapres) Megawati ketika menghadapi pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono pada Pilpres 2009. Sebagai imbalanya, Megawati harus bergantian mendukung pencalonan Prabowo pada Pilpres selanjutnya.
Hanya saja, perjanjian tersebut gagal terwujud gegara Megawati malah menunjuk Joko Widodo (Jokowi) sebagai capres 2014. Akibatnya, Gerindra pada saat itu langsung menuding Megawati telah ingkar janji.
Namun, narasi ini akhirnya dibantah oleh politisi senior PDIP Panda Nababan. Dia mengatakan perjanjian Batu Tulis bukanlah bentuk komitmen PDIP.
"Aku tanya Mega, (Megawati bilang) 'Aduh Panda seperti kau tidak tahu ini partai, apa bisa saya gadaikan kedaulatan itu? Nggak mungkin lah saya bikin satu perjanjian untuk lima tahun ke depan'," ungkap Panda, dari kanal YouTube Total Politik, Rabu (26/4/2023).
"Kepada teman-teman Gerindra juga sudah saya katakan, 'Ah ngarang kalian. Nggak ada itu perjanjian Batu Tulis'," sambung Panda.
Panda secara tegas membantah adanya perjanjian batu tulis di antara kedua ketum parpol tersebut. Dia menilai perjanjian itu bisa saja sekadar asumsi belaka.
Baca Juga: Belum Terima Surat Pengunduran Diri dari Sandiaga Uno, Prabowo: Santai Saja
"Gak ada cerita itu. Cerita perjanjian batu tulis bahwa giliran PDIP mengusulkan Prabowo, gak ada. Kalau diasumsikan ada, itu bisa-bisa saja," pungkasnya.
Lebih lanjut, Panda menilai tidak seharusnya Prabowo dan Partai Gerindra sakit hati dengan sikap politik PDIP yang mengusung Jokowi di Pemilu 2014. Karena memang sejak awal tidak ada komitmen antara Megawati dan Prabowo.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO