Kopassus dibuat kocar-kacir oleh serangan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) atau Kelompok Teroris Separatis Papua (KTSP) di Papua.
Hal ini pun membuat salah seorang pendukung Presiden Rusia Vladimir Putin, yakni Dr. Connie Rahakundini Bakrie, M.Si., menduga ada pasukan asing yang membantu KTSP Papua.
Connie yang juga pengamat militer memberikan pandangan saat dirinya menyoroti serangan yang gencar dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) belakangan ini.
Baca Juga: Status Siaga Tempur yang Ditetapkan TNI ke KKB Papua Jadi Persoalan
Bahkan bagaimana pasukan elite Tim Gabungan Satgas Yonif R 321/GT dan Kopassus dibuat kocar-kacir hingga berguguran.
Melihat sepak terjang para teroris bersenjata itu, Connie menduga ada keterlibatan pasukan asing membantu aksi teroris di Nduga, Papua.
Lebih dari itu, Connie secara tegas mengkritik adanya laporan yang bersifat internal di tubuh militer yang kerap bocor ke publik.
"Aspek kenapa ini menjadi kebiasaan laporan yang bersifat internal, bisa bocor," kata Connie seperti terlihat dalam video di halaman Facebook INM TV dikutip dari denpasar.suara.com, Sabtu 22 April 2023.
"Ini menampar kita. Mengapa (Kopassus) bisa kedodoran," katanya lagi.
Connie lantas mempertanyakan seberapa hebat dan terlatihnya kelompok teroris KBB hingga membuat Kopassus dan Raider Kostrad bisa diserang secara mudah.
Dari sana Connie melihat dan mendesak agar segera dilakukan operasi militer di Papua. "(Perlu) Operasi militer dan ada kemungkinan tentara bayaran," duga dia.
Sementara itu, dalam Youtube Puspen TNI yang ditayangkan Selasa, 18 April 2023, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengatakan jika teroris KBB memakai anak kecil dan wanita untuk menyerang prajurit TNI.
Baca Juga: Mahfud MD Beber 2 Kesulitan Pembebasan Pilot Susi Air yang Disandera KKB
"Dalam perjalanannya diadang dan kontak tembak dengan KST yang dalam kontak tembak tersebut mereka memanfaatkan masyarakat dan juga anak-anak untuk menyerbu," paparnya.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO