Menu


Bagaimana Cara Menentukan Jumlah Hari Berdasarkan Bulan? Simak Penjelasan Ustaz Felix Siauw

Bagaimana Cara Menentukan Jumlah Hari Berdasarkan Bulan? Simak Penjelasan Ustaz Felix Siauw

Kredit Foto: Twitter/@felixsiauw

Konten Jatim, Jakarta -

Kita perlu mengetahui bahwa jumlah hari dalam kalender kamariah dan syamsiah berbeda karena kalender kamariah bergantung pada bulan, sementara syamsiah pada matahari.

Dengan adanya perbedaan ini, maka perhitungan yang digunakan pun ikut berbeda. Jika pada perhitungan matahari kita mengenal tanggal 31, maka bulan tak mengenal itu.

Dalam perhitungan bulan, hanya ada 29 atau 30 hari di setiap bulannya. Tanggalan ini pun didasari dari fase-fase bulan yang terus terjadi di setiap bulan.

Baca Juga: Polemik Perbedaan Waktu Idulfitri, Gus Baha: Dalam Teori Falak, Sebulan Bisa 29 atau 30 Hari

Dijelaskan oleh Ustaz Felix Yanwar Siauw alias Felix Siauw, fase bulan hanya berputar dari yang berwarna hitam total atau gelap total menjadi gelap total kembali.

Namun, ketika dijabarkan, prosesnya sendiri cukup beragam karena perputaran bulan ini menunjukkan berbagai perubahan yang terlihat, baik oleh mata maupun tidak.

“Diawali dari bulan baru, new moon (bulan yang terlihat gelap total, red), kemudian dia akan bertambah ada hilal di situ dari kecil, kemudian semakin besar dan semakin besar (menunjukkan eksistensi bulan sedikit demi sedikit, red),” jelas Felix Siauw melalui unggahannya pada Kamis (20/04/2023).

Setelah perputaran terus terjadi, maka akan ada saatnya bulan menjadi purnama. Ketika mencapai titik ini, bulan akan bergerak kembali hingga akhirnya kembali menjadi gelap total kembali.

“Setelah bulan purnama, dia akan menjadi bulan baru lagi. Jadi bisa kita katakan dari bulan baru menjadi bulan baru lagi itu nilainya berapa? Kalau enggak 29, itu 30 hari kata Rasulullah.”

Baca Juga: Peneliti BRIN Sebut Gerhana Matahari Bukan Pertanda Awal Bulan Hijriah

Ketika menjadi gelap total dan bergerak kembali menunjukkan eksistensi bulannya, inilah yang disebut dengan bulan baru. Bulan baru sendiri menjadi bentuk perpindahan antara bulan sebelumnya dengan bulan yang akan datang.

“Bulan baru ini namanya konjungsi. Ketika dia sudah jadi bulan baru, dia berpindah bulan. Dari Sya’ban ke Ramadan, itungannya bulan baru. Dari Ramadan, pergi ke Syawal, itungannya bulan baru,” ujarnya.