Berbagai suku di Indonesia memiliki ragam tradisi unik, termasuk dalam menyambut Hari Raya Idulfitri. Masing-masing daerah punya ciri khas tersendiri.
Inilah beberapa tradisi menyambut lebaran:
Mengintip Tradisi Idul Fitri di Berbagai Daerah di Indonesia
1. Solo
Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat memiliki tradisi Sungkeman Pangabekten. Tradisi ini digelar di Kompleks Keraton Solo oleh kesultanan dan dibuka untuk warga. Tradisi Sungkeman Pangabekten ini merupakan upacara yang dihadiri sejumlah pejabat penting kesultanan, termasuk kepada abdi dalemnya.
Baca Juga: Polemik Perbedaan Waktu Idulfitri, Gus Baha: Dalam Teori Falak, Sebulan Bisa 29 atau 30 Hari
Tak hanya Sungkeman Pangabekten, Keraton Solo juga memiliki sejumlah tradisi atau upacara adat baik itu di bulan Ramadhan atau di awal Syawal (lebaran), antara lain Malam Selikuran untuk menyambut Lailatul Qadar, Paring Dalam Zakat Fitrah (pendistribusian zakat firah dari keluarga besar Keraton Solo), hingga Kirab Hajat Dalem Grebeg Syawal.
Jika Grebek Syawal dilakukan pada hari Idul Fitri, maka Sungkeman Pangabekten ini diselenggarakan sesudah hari H Syawal. Tradisi ini sudah dilakukan sejak turun-temurun ketika Islam sudah menyentuh Tanah Jawa dan menggugah hati para rakyat serta para petinggi keraton.
2. Yogyakarta
Di Yogyakarta, masyarakatnya selalu disuguhi upacara adat berupa Grebeg Syawal. Tradisi tersebut biasa dilakukan di Lapangan Komplek Kepatihan Kota Yogyakarta dan diikuti oleh masyarakat setempat dan anggota kerajaan Yogyakarta.
Baca Juga: Idulfitri Lebih Awal, Warga Muhammadiyah Diimbau Tunda Open House
Meski Grebeg Syawal di Yogyakarta bukan satu-satunya tradisi grebeg yang ada, namun nyatanya tradisi ini selalu menarik antusiasme warga. Dalam grebeg, masyarakat biasa memperebutkan berbagai hasil bumi seperti saturan atau buah-buahan yang sebelumnya diarak-arak.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024
