Menu


Soal Penetapan 1 Syawal, Ustadz Adi Hidayat Ungkap Alasan Nabi Muhammad Pakai Metode Rukyatul Hilal

Soal Penetapan 1 Syawal, Ustadz Adi Hidayat Ungkap Alasan Nabi Muhammad Pakai Metode Rukyatul Hilal

Kredit Foto: Unsplash/Ashwini Chaudary

Konten Jatim, Jakarta -

Ustadz Adi Hidayat mengatakan terdapat dua metode yang bisa digunakan dalam penentuan Hari Raya Idul Fitri atau 1 Syawal. Metodologi tersebut adalah rukyatul hilal dan hisab. 

Metode rukyatul hilal (melihat hilal) merupakan metode yang biasa dipraktekkan pada zaman Nabi SAW, termasuk dalam menentukan waktu-waktu ibadah harian seperti shalat. 

Baca Juga: Penetapan 1 Syawal Idul Fitri, Ustadz Adi Hidayat Jelaskan Metode Hisab dan Rukyat

Dijelaskan, metode rukyat sudah menjadi tradisi di era Nabi karena sesuai dengan kemampuan masyarakat pada saat itu.

"Kenapa rukyat? Karena memang pada umumnya di zaman Nabi, masyarakatnya memang tidak bisa membaca, menulis, apalagi menghitung secara kompleks," ujar Ustadz Adi Hidayat.

Menurut UAH, faktor kemudahan ialah alasan yang mendasari Nabi Muhammad SAW memilih menggunakan metode melihat hilal. Sebab pada zaman itu, belum ada yang mampu melakukan analisis perhitungan astronomis. 

"Karena kami ini masyarakat yang ummi, kata nabi, tidak ada pakar yang bisa ngitung dengan kompleks sehingga bisa memetakan waktu dengan mudah cepat berdasarkan hitungan. Karena sifatnya demikian, maka yang digunakan pada masa itu adalah melihat (rukyat)," ujar Ustadz Adi.

Hal tersebut dikatakan dalam sabda Rasulullah saw,

"Kita adalah umat yang ummi, tidak menulis dan tidak menghitung. Bulan itu demikian dan demikian, yakni suatu kali 29 hari dan suatu 30 hari". (HR. Bukhari)

Meski demikian, umat Muslim tidak harus mengikuti apa yang dilakukan Rasulullah SAW apabila sudah menemukan metode yang lebih mudah, yakni metode hisab. 

Baca Juga: Ketum Muhammadiyah: Perdebatan Perbedaan Tanggal Idulfitri Sebaiknya Dicukupkan

"Jika Anda memang merasakan mudah, silahkan praktikkan karena kami, kata nabi, dulu pada umumnya nggak bisa ngitung. Maka bagi yang mudah untuk itu (hisab) silakan praktikkan. Baik menggunakan hisab ataupun rukyat, prinsipnya adalah merasakan kehadiran Ramadhan," ujar UAH. 

"Jadi baik rukyat atau pun hisab pada dasarnya metodologi untuk menetapkan. Dipilih untuk memudahkan bukan untuk diperselisihkan," ungkapnya.