Wacana pembentukan Koalisi Besar yang menggabungkan KIB dan KKIR dinilai bakal segera terbentuk. Hal ini seperti yang dipaparkan Wakil Ketua Umum Partai Golkar Nurdin Halid.
Saat ini, pembahasan mengenai koalisi tersebut telah mencapai tahap penentuan siapa calon presiden dan calon wakil presiden yang akan didukung dalam Pemilihan Presiden 2024.
"Sudah ada prinsip yang sama, sisa sekarang siapa capres dan cawapres. Sementara dirundingkan khususnya antara Pak Airlangga Hartarto dan Pak Prabowo Subianto," ucapnya.
Baca Juga: Siap Hadapi Wacana Pembentukan Koalisi Besar, Jubir Anies Baswedan: Kami Solid!
Ia mengungkapkan bahwa Golkar masih mempertahankan keputusan Munas untuk mendukung Airlangga sebagai calon presiden. Sementara itu, KKIR juga masih memilih Prabowo sebagai kandidat presiden yang akan diusung.
"Pasti akan ada titik temu pada waktunya, tidak akan bubar demi kepentingan bangsa. Soal calon lain, saya kira tetap pada Pak Prabowo dan Pak Airlangga," sambungnya.
Menurut pandangannya, keuntungan dari koalisi besar ini adalah memastikan kelangsungan pembangunan yang telah dilakukan oleh Presiden Joko Widodo.
Sementara itu, Nurdin Halid berharap bahwa PDIP tidak akan ikut bergabung dalam koalisi besar ini karena dapat memperumit dinamika politik antara KIB dan KKIR.
Baca Juga: Wacana Pembentukan Koalisi Besar Menemui Jalan Buntu
"Makanya saya bilang PDIP jangan gabung karena bikin rumit. Nanti gabung setelah Pilpres. Apalagi mereka sudah punya golden tiket, saya kira Pak Ganjar bisa diusung," sebutnya.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024