Seorang Tiktoker bernama Bima Yudho Saputro kini tengah menjadi sorotan usai kritiknya mengenai Lampung berbuah ancaman. Bahkan, pemuda ini dilaporkan ke polisi oleh pengacara bernama Gindha Ansori atas dugaan penghinaan.
Pengamat politik Rocky Gerung menilai apa yang dihadapi Bima justru membuat masyarakat semakin takut untuk mengomentari kebijakan pemerintah. Padahal, Indonesia merupakan negara demokrasi yang seharusnya menjamin kebebasan berpendapat.
"Ini yang kita sebut sebagai mental feodal di dalam sistem demokrasi. Bahaya betul kalau infrastruktur politik kita demokratis, tetapi mental pejabat negara ini tetap feodal. Kan orang feodal itu merasa tersinggung kalau dikritik oleh rakyatnya. Sistem itu yang membuat kita nggak percaya bahwa ada demokrasi di Indonesia," kata Rocky Gerung, dikutip dari kanal YouTube-nya, Senin (17/4/2023).
"Memang ada lembaganya seperti DPR, tetapi mental pejabatnya tidak layak untuk menjalankan sistem demokrasi," kata dia.
Menurut Rocky Gerung, Pemprov Lampung mestinya mengambil aspirasi yang disampaikan rakyatnya, termasuk Bima. Jika tidak, kata dia, maka kelihatan jelas bahwa pejabat sedang menutupi 'borok' mereka.
"Jadi setiap kali netizen mengungkapkan semacam penemuan terhadap ketidak kelayakan infrastruktur yang pakai anggaran rakyat itu artinya netizen itu peduli pada public policy," ungkapnya.
Baca Juga: Banyak Jalan Rusak di Lampung, Rocky Gerung Sindir Jokowi yang Sibuk Bangun Tol
Akademisi ini lantas mengapresiasi langkah Bima serta netizen lainnya yang berani menguliti kinerja para pejabat di media sosial. Apalagi dia meyakini jalanan rusak tidak hanya terjadi di kawasan Lampung.
"Kalau netizen udah enggak peduli, ya udah bangsa ini habis saja ditipu oleh pejabat-pejabat ini. Kita harus curigai pejabat-pejabat yang setara dengan kasus di Lampung. Itu sebetulnya terjadi di hampir seluruh Indonesia."
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024
