Hari Raya Idulfitri merupakan perayaan besar yang menjadi momen yang dianggap kemenangan bagi seluruh umat Muslim. Ini juga menjadi momen Muslim saling bermaafan.
Idulfitri rupanya memiliki sejarahnya sendiri. Ini berkaitan dengan dua peristiwa besar dalam sejarah Islam, yakni Perang Badar dan Hari Rayanya masyarakat zaman Jahiliyah. Pertama kali, Idulfitri digelar pada tahun ke-2 Hijriyah.
Alias bertepatan dengan kemenangan umat Muslim pasca Perang Badar.
Baca Juga: Mengenal Makna Idulfitri, Hari Raya Islam yang Dinanti
Secara tidak langsung, umat Muslim merayakan kemenangan dengan penuh rasa syukur dan gembira usai perang. Tak hanya kemenangan atasnya, tetapi juga karena berhasil berpuasa selama satu bulan di masa itu.
Lalu, Hari Raya ini pun mulai menjadi tradisi dan ibadah yang terus dilakukan umat muslim hingga kini.
Baca Juga: Mana Lebih Baik, Shalat Idul Fitri di Masjid atau Lapangan? Ini Penjelasan Ustadz Abdul Somad
Sebelumnya, yakni sebelum datangnya agama Islam, laman SMA Negeri 2 Sekampung menyebut kaum Arab Jahiliyah merayakan dua hari raya yang begitu meriah. Dalam hadits disebutkan, Idulfitri yang kini dirayakan tiap tahun tak terlepas dari sejarah itu.
Mereka memiliki kebiasaan khusus bermain dalam dua hari. Setelah Rasulullah mendapatkan perintah untuk menyebarkan Islam dan jalan kebenaran yang berasal dari Allah, tradisi itu pun berubah. Rasulullah mengganti hari raya itu menjadi lebih baik, yakni Idulfitri dan Iduladha.
“Dari Anas bin Malik, Rasulullah bersabda, kaum jahiliyah dalam setiap tahunnya memiliki dua hari yang digunakan untuk bermain, ketika Nabi Muhammad datang ke Madinah, Rasulullah bersabda: kalian memiliki dua hari yang biasa digunakan bermain, sesungguhnya Allah telah mengganti dua hari itu dengan hari yang lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.” (HR Abu Dawud & an-Nasa’i)
Baca Juga: Tanggal Idul Fitri Pemerintah dan Ormas Sering Berbeda, Mana yang Harus Diikuti?
Dua hari tersebut sebelumnya diisi oleh perayaan pesta pora dengan tradisi mabuk-mabukan dan menari. Konon, itulah pengaruh budaya dari orang Persia kuno. Rasulullah mengganti perayaan tersebut setelah turunnya kewajiban puasa Ramadan.
Idulfitri dan Iduladha pun dirayakan setiap tahunnya hingga saat ini.
Idulfitri dewasa ini identik dengan penggunaan pakaian baru. Namun, maknanya tentu saja lebih dari itu. Pentingnya Idulfitri merupakan anjuran untuk menambah ketaatan usai hari raya tersebut.
Baca Juga: MUI Sebut Akan Ada Perbedaan Penetapan Idul Fitri 2023
Hal ini berarti, umat Muslim yang menjalankan ibadah puasa dan amalan sunnah lain di bulan Ramadan diharapkan bisa meningkatkan kualitas diri dan iman, menjalankan ibadah yang lebih baik usai Ramadan.