Pegiat media sosial, Rinny Budoyo menyebut bahwa Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sudah berada di atas angin di Koalisi Besar.
Pasalnya, Prabowo sudah mengambil inisiatif menjadi pemimpin informal dari koalisi gemuk tersebut yang berisi lima partai politik (parpol) yakni Partai Gerindra, PKB, Golkar, PAN, dan PPP.
Prabowo yang sudah berada di atas angin tersebut, tutur Rinny, dinilai bakal membuatnya semakin rumit untuk dibujuk menjadi calon wakil presiden (cawapres) Ganjar Pranowo.
"Sekarang Prabowo sudah mengambil inisiatif jadi pemimpin informal dari koalisi 5 partai yakni Gerindra, Golkar, PKB, PAN, dan PPP. Dia jadi berada di atas angin," ujar Rinny Budoyo dari kanal YouTube 2045 TV, dikutip Konten Jatim pada Jumat (14/4/2023).
"Dalam kondisi sekarang membujuk Prabowo buat bersedia jadi cawapres dari Ganjar bakal rumit bukan kepalang," sambungnya.
Rinny menilai Ganjar Pranowo sosok yang paling tepat untuk menggantikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menduduki tampuk kekuasaan RI 1.
Sebab menurut loyalis Jokowi itu, hanya Ganjar lah yang bisa menjamin program-program atau warisan Jokowi nantinya bakal tetap berjalan dan dilanjutkan, termasuk proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Menurutnya, kendati Prabowo kini terlihat sangat patuh dan sejalan dengan presiden, namun tak ada yang menjamin apabila nantinya Menteri Pertahanan tersebut tidak balik mengancam warisan atau legacy Jokowi jika ia terpilih menduduki kursi RI 1.
"Prabowo Subianto walaupun sekarang ini masih sangat patuh dan sejalan dengan Jokowi, apa coba jaminannya jika setelah dia berkuasa, setelah jadi presiden, dia nggak bakal dikendalikan circle dan berbalik mengancam legacy Jokowi?" paparnya.
Sebelumnya, Partai Amanat Nasional (PAN) tidak menutup kemungkinan untuk kembali mendukung Ketua Umum Partai Gerindra maju di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Namun, hal tersebut bukan keputusan final mengingat banyak pertimbangan yang harus dipikirkan oleh PAN.
Wakil Sekretaris Jenderal PAN, Fikri Yasin juga tidak menampik kalau PAN berpeluang untuk kembali mendukung Prabowo seperti Pilpres 2019 lalu.
"Ya, arahnya ke sana tapi masih dalam proses juga, karena masih banyak hal yang dipertimbangkan," kata Fikri saat dihubungi Suara.com, jaringan Konten Jatim.
Fikri tidak menjelaskan pertimbangan apa saja yang dimaksud. Akan tetapi, keputusan Presiden Joko Widodo atau Jokowi juga menjadi salah satu pertimbangan PAN dalam memutuskan arah dukungannya.
Terlebih, Jokowi diakui Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan atau Zulhas sebagai inisiator dari pembentukan Koalisi Besar yang dinamakan Koalisi Kebangsaan.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO