Ibadah lain yang bisa dilakukan saat malam lailatul qadar adalah dengan tafakur atau memikirkan. Tafakur dilakukan ketika kita beriktikaf, memberikan diri sepenuhnya kepada Allah.
Jangan sampai ketika beriktikaf justru melakukan kegiatan duniawi yang sesungguhnya bisa dilepas dan tanpa kita pikirkan juga akan baik-baik saja. Jadi rasa hubungan pribadi dengan Allah sangat dekat.
Baca Juga: Pentingnya Beribadah Sungguh-sungguh saat Malam Lailatul Qadar untuk Siraman Keberkahan
Menurut KH Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) ada dua tafakur yang bisa dilakukan. Pertama adalah tafakur atas nikmat yang selama ini Allah berikan, namun tidak kita syukuri.
"Kita pikirkan atas kebaikan Allah, tafakur atas apa yang Allah berikan, kita dijadikan miliki nikmat Islam, ditutupi aib, diberi kemudahan meski banyak dosa. Kalau bisa menangis atas kemurahan Allah dan kita tafakur karunianya. Ini nilai yang sangat besar karena kita sering tidak mengakui dan mensyukuri karunia Allah," ujar Aa Gym, mengutip video yang diunggah di kanal YouTube Metro TV, Jumat (14/4/2023).
Kedua adalah tafakur dosa dari mulai baligh hingga saat ini. Maksiat apapun yang kita lakukan, kata Aa Gym, kita renungkan sambil mohon ampun. Sambil mohon ampun, kita juga jujur dan mengakui kebusukan, kehinaan, dan kenistaan diri.
Sehingga permohonan ampunannya berisi karena kita mengaku bahwa kita kotor, hina, busuk, dan ingin dihapuskan dosanya.
"Tidak hanya lisan, tapi berisi. Mungkin tidak banyak zikir kita, tapi zikirnya penuh kesadaran, hadir hati kita, betul-betul mengharap, sadar Allah Maha Melihat. Ketika doa juga betul-betul yakin minta kepada penguasa takdir, penentu segala-galanya dan bulat hati ini hanya Allah satu-satunya penolong, menyelamatkan dan melindungi," ujar Aa Gym.
Dengan menghadirkan hati saat bertafakur, maka Allah akan menyukainya daripada sekadar melakukan hal duniawi seperti main telefon genggam, bergurau tidak ada gunanya, shalat tidak khusyuk, dan doa ala kadarnya.