Menu


Masih Penjajakan, Koalisi Besar Belum Bahas Sosok Capres

Masih Penjajakan, Koalisi Besar Belum Bahas Sosok Capres

Kredit Foto: Instagram/Airlangga Hartarto

Konten Jatim, Jakarta -

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan (Zulhas) menilai koalisi besar masih sebatas penjajakan awal yang dilakukan oleh para ketum partai. Sehingga belum masuk pada tahap penentuan capres. 

Menurut Zulhas, penjajakan yang dilakukan sekarang ini berfokus pada membangun pondasi yang kokoh pada 2024 mendatang. Penjajakan yang dilakukan oleh lima partai pendukung pemerintah sejauh ini masih pada tahapan awal, belum mencapai progres menetapkan kandidat capres.

Baca Juga: Koalisi Besar Sulit Deklarasi Setelah Lebaran

"Belum dukung mendukung. Yang ada sekarang ini adalah komunikasi politik," katanya selepas menerima kunjungan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra, di DPP PAN, Jakarta, Kamis (13/4/2023).

Zulhas meyakini upaya membangun koalisi besar penting selama dibangun berbasis kepentingan bangsa. Maka komunikasi politik yang dilakukan para ketum dibangun dalam kerangka tersebut.

"Paling tidak separuh persoalan bisa selesai kalau para ketua umum partai bertemu," ujarnya yang turut menyebut agenda pertemuan para ketum membuat tenang masyarakat.

Zulhas mengadakan pertemuan tertutup dengan Yusril selama satu jam sejak sekitar pukul 20.00 WIB. Keduanya mengaku membicarakan banyak hal termasuk politik.

Yusril menilai PBB dan PAN sudah sering bekerja sama. Kedua partai ingin melanjutkan kerja sama politik ke tingkat nasional. Apalagi PBB juga ingin menembus parlemen.

Baca Juga: Tiga Petinggi Parpol KIB Diam-diam Lakukan Pertemuan Bahas Wacana Koalisi Besar

Kendati demikian, Yusril tidak menjawab tegas apakah PBB tertarik masuk dalam koalisi besar yang sedang dijajaki PAN bersama Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Dia memandang baik terbentuknya koalisi besar asalkan tidak membawa implikasi Pemilu 2024 hanya melahirkan satu pasangan capres saja.

"Jangan sampai hanya muncul satu pasangan calon karena itu masalah bagi konstitusi kita. Kalau bisa ada dua atau tiga pasangan calon," jelasnya.

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Akurat.