RMS Titanic berangkat dari Inggris untuk pertama kalinya dan satu-satunya pada 10 April 1912. Ia berfungsi sebagai kapal laut mewah yang dianggap tak bisa tenggelam.
Tenggelamnya Titanic merupakan kisah yang dikenal banyak sekali orang. Apalagi, kisah ini juga diangkat menjadi film. Royal Mail Ship (RMS) Titanic bertolak meninggalkan pelabuhannya di Inggris dan memulai perjalanan transatlantik ke New York, Amerika Serikat (AS).
Dianggap banyak orang sebagai kapal yang tak bisa tenggelam, Titanic justru mulai terbenam di samudera mulai 14 sampai 15 April dini hari, setelah menabrak gunung es. Tenggelamnya Titanic hanya perlu waktu dua setengah jam setelah bertabrakan.
Baca Juga: Pemkot Surabaya Hentikan Operasional Perahu Tambang Setelah Tragedi Tenggelam
Tragedi besar dalam sejarah ini diperingati banyak komunitas di dunia. Pembangunan Titanic di Belfast, Irlandia, misalnya, hingga penemuan di bawah perairan es oleh National Geographic Explorer-in-Residence Robert Ballard dan ahli kelautan Jean-Louis Michel pada tahun 1985.
Mengutip laman History, pada 14 April tepatnya empat hari usai berlayar tanpa hambatan, Titanic menerima laporan sporadis terkait es dari kapal lain. Namun, ia tetap berlayar di laut yang tenang dan di bawah langit cerah tanpa bulan.
Sekitar pukul 23:30, seorang pengintai melihat gunung es muncul dari kabut tipis di depan, lalu membunyikan bel peringatan dan menelepon jembatan.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Kecelakaan Lion Air 904 di Ngurah Rai Pada 2013
Mesin dengan cepat dibalik dan kapal berbelok tajam, alih-alih membuat benturan langsung, Titanic tampak merumput di sepanjang sisi gunung es, menaburkan pecahan es di dek depan.
Merasa tidak ada tabrakan, para pengintai merasa lega. Mereka tidak tahu bahwa gunung es itu memiliki taji bawah air yang bergerigi, yang memotong luka setinggi 300 kaki di lambung kapal di bawah garis air kapal.
Pada saat kapten melakukan tur ke area yang rusak dengan Thomas Andrews dari Harland dan Wolff, lima kompartemen sudah terisi air laut dan haluan kapal yang hancur itu secara mengejutkan terlempar ke bawah, memungkinkan air laut mengalir dari satu sekat ke kompartemen tetangga.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Terjadinya Letusan Gunung Tambora Paling Dahsyat
Andrews melakukan perhitungan cepat dan memperkirakan Titanic mungkin tetap bertahan selama satu setengah jam, mungkin sedikit lebih lama. Pada saat itu kapten, yang telah menginstruksikan operator nirkabelnya untuk meminta bantuan, memerintahkan sekoci untuk dimuat.
Cacat fatal Titanic yang ‘tak bisa tenggelam’
Menurut beberapa hipotesis, Titanic sudah ditakdirkan sejak awal dengan desain yang dipuji banyak orang sebagai yang paling canggih. Kapal kelas Olympic menampilkan double bottom dan 15 kompartemen sekat kedap air yang dilengkapi dengan pintu kedap air elektrik yang dapat dioperasikan secara individual atau bersamaan dengan sakelar di anjungan.
Sekat kedap air inilah yang mengilhami Majalah Shipbuilder, dalam edisi khusus yang dikhususkan untuk kapal Olimpiade, untuk menganggapnya "praktis tidak dapat tenggelam".
Namun desain kompartemen kedap air mengandung cacat yang merupakan faktor penting dalam tenggelamnya Titanic.
Baca Juga: Kapal Tambang Tenggelam di Sungai Brantas Surabaya, Satu Penumpang Wanita Hilang
Meskipun sekat individu benar-benar kedap air, dinding yang memisahkan sekat hanya memanjang beberapa kaki di atas garis air, sehingga air dapat mengalir dari satu kompartemen ke kompartemen lainnya. terutama jika kapal mulai miring atau terlempar ke depan.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan