Mudik Lebaran adalah tradisi turun temurun masyarakat Indonesia untuk bisa merayakan Hari Raya Idul Fitri dengan keluarga dan kerabat tercinta di kampung halaman.
Pendakwah Ustaz Hanan Attaki menyebut bahwa Lebaran bukan hanya soal mudik, akan tetapi inti dari Lebaran itu sendiri adalah menjalin kembali silaturahmi yang mulai renggang.
"Lebaran itu intinya adalah maaf-maafan, kita silaturahim, menjalin kembali hubungan keluarga yang mulai merenggang atau mulai ada masalah selama ini, dan itu kita bisa lakukan dengan banyak cara selain mudik," ujar Ustaz Hanan Attaki dari kanal YouTube Rumah Zakat, dikutip Konten Jatim pada Kamis (13/4/2023).
Baca Juga: Mudik Lebaran Jadi Tradisi, Ustaz Hanan Attaki Ungkap Pentingnya Menyambung Silaturahmi
Menyambung silaturahmi tersebut, tuturnya, tak hanya melalui mudik saja. Akan tetapi bisa juga dengan bertelepon, video call, berkirim pesan, hingga mengirim hadiah.
"Kita bisa nelpon, kita bisa vidcall, kita bisa konferensi keluarga rame-rame secara online dan kita bisa melihat wajah mereka, kita bisa lagi misalnya sekedar mengirimkan hadiah parsel atau apa pun itu kepada keluarga yang selama ini udah mulai renggang hubungannya dengan kita," ucap Ustaz Hanan.
"Semua itu bermakna Lebaran. Jadi Lebaran bukan hanya mudik, tapi Lebaran itu intinya adalah membangun kembali silaturahim yang mulai renggang atau terputus," lanjut dia.
Tak hanya dengan keluarga dan kerabat, silaturahmi juga perlu dijalin dengan kerabat dan juga teman dari orang tua kita, sebagaimana mereka dahulu menjalin silaturahmi.
"Kalau kita pengin menjaga silaturrahim orang tua kita yang udah wafat, maka caranya salah satunya adalah datangi dan berkasihsayanglah kepada orang yang disayangi orang tua kita semasa hidupnya, itu juga silaturahim," terangnya.
"Makanya inti dari lebaran itu adalah silaturrahim, selain salat Ied, takbiran, dan segala macam, yang paling intinya juga adalah silaturahim," sambungnya.
Lebih lanjut, dalam dakwahnya Ustaz Hanan menyebut bahwa menyambung silaturahmi merupakan anjuran Nabi Muhammad SAW.
Orang yang memutus tali silaturahmi juga mendapatkan ancaman dosa. Hal ini dijelaskan dalam hadits.
"Tidak ada dosa yang lebih pantas disegerakan balasannya bagi para pelakunya di dunia -bersama dosa yang disimpan untuknya di akhirat- daripada perbuatan zalim dan memutus silaturahmi." (HR Abu Daud).
Baca Juga: Unik! Begini Asal Usul Kata Mudik yang Sudah Jadi Tradisi Tahunan
Dalam hadits lain, Rasulullah SAW mengingatkan ancaman bagi pemutus tali silaturahmi. Abu Jabir bin Muth'im meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Tidak akan masuk surga orang yang memutus (silaturahmi)." (HR Bukhari dan Muslim).