Ustadz Muhammad Romelan mengungkap beberapa adab safar. Safar adalah keluar dari tempat tinggal untuk melakukan perjalanan yang jauh. Di Indonesia, fenomena mudik juga termasuk jenis safar.
"Mudik atau dalam bahasa Arabnya yakni safar, punya adab-adab. Orang melakukan safar dengan berbagai macam tujuan, seperti mengunjungi keluarga, berdagang, beribadan. Dalam safar ada adab yang dijelaskan para ulama yang diambil dari Al-Quran dan hadis Nabi," kata Ustadz Muhammad Romelan.
Baca Juga: Bagaimana Cara Baik Memanfaatkan Mudik Lebaran di Kampung Halaman?
Berikut adab-adab safar yang hendaknya diperhatikan oleh para pemudik.
1. Niat
Seseorang harus punya niat baik ketika bersafar (mudik). Kita tidak tahu apakah saat safar akan dipanggil Allah SubhanahuWaTa'ala.
Oleh karena itu, hendaknya meniatkan safar dengan niat yang baik sebagai bentuk takut kepada Allah SWT.
2. Tujuan yang baik
Ustadz Muhammad Romelan mengatakan, tidak boleh melakukan safar dengan tujuan bermaksiat dan berbuat dosa. Sebab Allah SWT bisa saja mewafatkan orang tersebut dalam keadaan bermaksiat.
3. Istikharah
Disarankan menunaikan shalat dua rakaat sebelum berangkat safar. Kemudian berdoa agar safar tersebut adalah safar yang baik dan dimudahkan Allah
4. Menyelesaikan utang dan tanggungan sebelum safar
Ini adalah bagian sunnah Nabi Muhammad SAW. Banyak sekali hadis yang menjelaskan besarnya perkara utang sehingga perlu diperhatikan. Seandainya Allah menghendaki lain, kita dalam keadaan tidak punya tanggungan.
5. Wasiat yang baik
Memberikan wasiat kepada keluarga dengan wasiat yang mulia. Sehingga kita tinggalkan keluarga dalam keadaan baik.
6. Pilih teman safar yang baik
Nabi SAW bersabda, “Seseorang tergantung agama teman dekatnya, maka hendaknya kalian memerhatikan siapakah teman dekatnya.” (HR. Ahmad).
Seorang Muslim dimakruhkan bersafar sendirian, hendaknya bersafar bersama beberapa orang. Dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya, dari kakeknya, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,
“Orang yang berkendaraan sendirian adalah setan, orang yang berkendaraan berdua adalah dua setan, orang yang berkendaraan bertiga maka itulah orang yang berkendaraan yang benar.“ (HR. Malik dalam Al Muwatha, Abu Daud no.2607, dan At Tirmidzi no. 1674, dihasankan Al Albani dalam Shahih Abu Daud).
7. Mempersiapkan bekal
Orang yang ingin mudik atau safar, maka ia mempersiapkan bekal. Jangan sampai terputus bekalnya di tengah jalan sehingga menyulitkan.
8. Safar di hari Kamis dan berangkat pagi-pagi
Seorang muslim hendaknya mengutamakan safar di hari Kamis dan berangkat dari pagi. Hal ini berdasarkan hadits shahih dari Ka’ab bin Malik Radhiyallahu anhu,
“Bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar menuju perang Tabuk pada hari Kamis dan telah menjadi kebiasaan beliau untuk keluar (bepergian) pada hari Kamis.”
Baca Juga: Apakah Iktikaf Harus Dilakukan di Masjid? Ini Penjelasan Ustadz Adi Hidayat
Di dalam riwayat yang lain,
“Ya Allah, berkahilah ummatku pada pagi harinya.” (HR. Abu Dawud no. 2606, at-Tirmidzi no. 1212).
9. Shalat sebelum safar
Disunnahkan untuk shalat dua rakaat sebelum berangkat.