Pengamat politik Ikhwan Arif menilai Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto lebih berpeluang jadi cawapres Koalisi Besar ketimbang Ketum PKB Muhaimin Iskandar.
Pasalnya, Airlangga akan memberikan kontribusi besar terhadap pemenangan ketika dipasangkan dengan Prabowo Subianto, yang hampir dipastikan bakal menjadi capres.
Baca Juga: Sri Mulyani Beberkan 6 Pihak yang Lakukan Pencucian Uang Senilai Rp18,7 Triliun
"Airlangga lebih berpotensi dan berpeluang besar untuk digandeng Prabowo karena punya kekuatan politik yang sangat kuat, apalagi saat ini menjabat sebagai menko yang merupakan posisi terpenting dalam pemerintahan," kata Ikhwan.
Ikhwan menjelaskan alasan mengapa Prabowo yang menjadi kandidat kuat sebagai capres, yakni faktor Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurutnya, penentuan calon presiden dan yang diusung oleh Koalisi Besar harus sesuai dengan selera dan restu Jokowi. Sebab Koalisi Besar ini merupakan koalisi yang sengaja dibentuk untuk melanjutkan program-program kerja pemerintahan Jokowi.
Baca Juga: Eks Politisi Demokrat Harap Anas Urbaningrum Kembali Berpolitik
Proses nominasi capres, lanjut Ikhwan, tentu mempertimbangkan faktor siapa sosok yang punya program-program kerja yang bisa melanjutkan program pembangunan Jokowi, sehingga dukungan full akan diberikan kepada capres-cawapres yang punya visi misi yang sama dengan Presiden.
"Jika Presiden Jokowi salah pilih capres, akan berdampak besar terhadap kelanjutan program-program yang sudah dijalankannya selama ini," ujar Ikhwan.
Baca Juga: Bertemu Golkar, PSI Sodorkan Nama Ganjar ke Koalisi Besar
"Sangat kecil kemungkinan dukungan politik diberikan kepada tokoh di luar pemerintah, sebaliknya potensi besar akan diberikan kepada tokoh yang mampu melanjutkan estafet kerja dan estafet program-program pemerintah yang masih tertunda," pungkasnya.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO