Beberapa tahun belakangan, Presiden Joko Widodo alias Jokowi beberapa kali menginstruksikan Kementerian BUMN untuk membubarkan perusahaan BUMN yang dianggap tidak lagi menghasilkan keuntungan besar atau terjerat utang sehingga sulit diselamatkan.
Hal ini bertujuan untuk merampingkan perusahaan BUMN yang dinilai terlalu gemuk. Disebutkan oleh Menteri BUMN Erick Thohir kalau Kementerian BUMN akan terus memangkas perusahaan BUMN sampai jumlahnya mencapai 30 perusahaan saja. Saat ini, BUMN sendiri masih menyisakan 39 perusahaan per Februari 2023.
Namun, jumlah tersebut kembali berkurang setelah Jokowi kembali menutup 2 perusahaan BUMN. Terbaru, adalah PT Kertas Kraft Aceh dan PT Industri Gelas. Berikut profil singkat BUMN yang dibubarkan tersebut menyadur banyak sumber pada Rabu (12/4/2023).
Baca Juga: Erick Thohir Miliki Potensi Jadi Cawapres Karena Catatannya Memperbaiki BUMN
Profil Singkat 2 BUMN yang Dibubarkan Jokowi
PT Kertas Kraft Aceh
PT Kertas Kraft Aceh (KKA) merupakan salah satu BUMN yang kali pertama berdiri pada 21 Februari 1983 di Aceh Utara. Sesuai dengan namanya, perusahaan ini bergerak di bidang produksi kertas kraft yang umumnya digunakan untuk kertas kantong semen.
Selain kantong semen, perusahaan ini dulu juga dapat memproduksi kertas pelapis kardus. KKA sempat berhenti beroperasi pada 2007 lantaran ketiadaan bahan baku berupa kayu pinus serta harga BBM yang disebut terlalu tinggi.
Fakta menarik dari BUMN ini adalah fakta kalau Jokowi pernah bekerja di sini sebelum terjun ke politik. Saat menjadi Presiden, Jokowi berharap kalau dirinya bisa melihat perusahaan ini kembali seperti sedia kala.
Namun, dikarenakan sulitnya bersaing dengan perusahaan lain yang memiliki teknologi lebih memadai dan besaran biaya revitalisasi, KKA sudah dikabarkan akan ditutup sejak 2021 silam. Pada 3 April 2023 lalu, Jokowi resmi menutup KKA yang tidak lagi bisa berfungsi optimal.
PT Industri Gelas
PT Industri Gelas (Iglas) adalah salah satu BUMN tertua di Indonesia. Didirikan pada 29 Oktober 1956, Iglas merupakan hasil peleburan perusahaan gelas asal Belanda bernama NV Nederlands Indische Glasfabrieken (Niglas).
Iglas sendiri memiliki basis di Gresik, Jawa Timur. Barulah pada 1960, Niglas menjadi perusahaan seutuhnya seperti yang diketahui masyarakat sekarang. Sesuai dengan namanya, Iglas bergerak di industri pembuatan kaca, khususnya botol-botol kaca untuk minuman.
Salah satu klien utama dari perusahaan ini dulu adalah perusahaan soda Coca-Cola. Namun, Coca Cola beralih ke kemasan botol berbahan plastik sehingga jasa Iglas tidak lagi terpakai. Dari tahun ke tahun, perusahaan ini kinerjanya justru menurun sampai akhirnya Iglas berhenti berproduksi sejak tahun 2015.
September 2021, perusahaan ini memberi pesangon kepada karyawan-karyawannya, sebelum akhirnya Jokowi membubarkan Iglas pada 3 April 2023 lalu.
Baca Juga: Jokowi Diyakini Sodorkan Erick Thohir ke Koalisi Besar
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024