Menu


Felix Siauw: Umat Muslim Itu Seperti di Genjutsu oleh Israel

Felix Siauw: Umat Muslim Itu Seperti di Genjutsu oleh Israel

Kredit Foto: Twitter/@felixsiauw

Konten Jatim, Jakarta -

Lembaga Survei Indonesia (LSI) mengumumkan hasil surveinya terhadap Indonesia yang sebelumnya menjadi tuan rumah Piala Dunia U20. Hasilnya, 71,3 persen responden tidak mempersoalkan keikutsertaan tim Israel ke Indonesia. 

Menurut Ustadz Felix Siauw, banyaknya masyarakat Indonesia yang menerima Israel ini merupakan hasil dari upaya negara tersebut untuk mengendalikan pihak-pihak yang memiliki kekuatan lebih besar dari mereka.

Baca Juga: Wakil Ketua MPR Ikut Kutuk Serangan Israel Terhadap Palestina: Harus Segera Dihentikan!

"Kita itu adalah makhluk yang kita kondisikan sendiri," ujar Ustadz Felix dalam kanal Youtube Felix Siauw.

Ustadz Felix kemudian mengatakan bahwa untuk menghadapi kekejaman Israel ini dibutuhkan sebuah pembebasan dalam berpikir. Hal ini dikarenakan umat muslim saat ini mengalami permasalahan mental saat menghadapi Israel.

"Karena selama ini tanpa kita sadari media sudah memberikan kita batasan dan belenggu sehingga kita tidak bisa berpikir normal seperti gajah dalam sebuah sirkus," jelasnya.

Menurut Ustadz Felix, ketidaknormalan berpikir umat muslim dapat dilihat bahwa mereka sudah merasa bahwa Masjidil Aqsa bukan lagi bagian dari mereka sebagai penganut agama Islam. Hal ini berbanding terbalik dengan umat muslim di zaman terdahulu.

"Ketika Masjidil Aqsa jatuh ke tentara Salib pada tahun 1099, mereka tidak bisa tinggal tenang dan terus menerus bergejolak. Mereka terus menyiapkan diri dan berfikir bagaimana caranya agar kiblat kaum Muslimin sebelum Masjidil Haram itu menjadi kepengurusannya kaum Muslimin lagi," ungkapnya.

Baca Juga: Ustadz Adi Hidayat Jelaskan Sejarah Yahudi, Berasal dari Anak Yakub

Hal ini menurut Ustadz Felix menunjukkan bahwa pola berfikir umat Muslim pada masa itu menganggap bahwa urusan Masjidil Aqsa juga merupakan urusan umat. Hal inilah yang membedakan dengan umat Muslim saat ini karena mereka sudah terpasang pada sebuah belenggu seperti sebuah genjutsu yang menyatakan bahwa mereka tidak terikat dengan Masjidil Aqsa.

"Bergeserlah pembicaraan mengenai Masjidil Aqsa dari dilihat sebagai masalah umat menjadi masalah Timur Tengah. Dari urusan Timur Tengah ini bergeser lagi cuman urusan masalah Palestina," tuturnya.

Pemikiran ini terbentuk lantaran Israel digambarkan sebagai sebuah negara yang maju dan kuat sehingga sulit untuk dikalahkan. Padahal kuatnya Israel ini merupakan hasil dari tidak bisanya umat Muslim untuk bersatu.

"Kita terkena ilusi dan mental block bahwasannya orang-orang Muslim itu tidak bisa bersatu dan memandang yang lain sebagai bukan satu saudara. Padahal Allah SWT menyampaikan di dalam Al-Qur'an bahwa orang-orang Muslim itu bersaudara," terangnya.