Aparat keamanan Israel selama dua malam berturut-turut menyerbu Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur. Pasukan Israel menyerang dan menangkap jamaah Palestina, hingga memicu kecaman publik dunia.
Pada Selasa 4 April 2023 malam, pasukan Israel menggerebek Masjid Al-Aqsa menggunakan granat kejut. Mereka juga menembakkan gas air mata ke ruang sholat Qibli, yang memuat ratusan jamaah Palestina.
Baca Juga: Pemerintah Indonesia Kutuk Aparat Israel atas Penyerangan Masjid Al-Aqsa Selama Ramadhan
Selain itu, pasukan Israel juga memukuli jamaah di Masjid Al-Aqsa dengan pentungan dan senjata anti huru hara. Sehingga melukai puluhan jamaah Palestina, sebelum menangkap beberapa ratus orang di antara mereka.
Setelah 24 jam, pasukan Israel kembali menyerbu Masjid Al-Aqsa ketika 20.000 jamaah Palestina sedang melakukan shalat tarawih.
"Mereka (pasukan Israel) menembakkan peluru karet, gas air mata, dan granat kejut untuk membubarkan jamaah Palestina di masjid Al-Aqsa, sebelum mengejar dan memukulinya dengan pentungan," menurut laporan Middle East Eye, dikutip Suara.com, Sabtu (8/4/2023).
Pihak Israel berdalih, bahwa sebagian jamaah Palestina berpotensi rusuh dan mereka dinilai telah membarikade diri di dalam Masjid Al-Aqsa.
“Ketika polisi masuk, mereka dilempari batu dan ditembak kembang api dari dalam masjid," mengutip pernyataan pasukan Israel.
Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh menyebut bahwa apa yang telah dilakukan Israel bakal memicu konflik yang semakin luas
"Israel tidak ingin belajar dari sejarah, bahwa Al-Aqsa adalah untuk Palestina, dan untuk semua orang Muslim di Arab. Penyerbuan mereka itu memicu revolusi, untuk Palestina melawan," kata Shtayyeh.
Wakil Direktur Wakaf Islam di Masjid Al-Aqsa Najeh Bkeirat mengatakan bahwa tindakan pasukan Israel minggu ini tampaknya sudah direncanakan.
"Pemerintah Israel tampaknya telah membuat keputusan untuk mengosongkan warga Palestina dari Masjid Al-Aqsa dan Yerusalem," jelas Najeh Bkeirat.
"Mereka hanya menginginkan orang Yahudi di kota. Mereka tidak ingin warga Palestina dan Muslim di sini," tambahnya.
Sebagai informasi, bahwa serangan pasukan Israel terhadap jamaah Palestina, khususnya selama Ramadhan, kini seolah dianggap biasa.
Tahun lalu, lebih dari 170 jamaah Palestina terluka dan lebih dari 300 ditangkap selama penggerebekan pasukan Israel ke Masjid Al-Aqsa.
Pada Mei 2021, ratusan jamaah Palestina terluka setelah pasukan Israel menyerbu kompleks tersebut. Pasukan Israel menyerang selama Ramadan. Mereka menggunakan gas air mata, peluru baja berlapis karet, dan granat kejut.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024