Menu


Pengamat Sebut Jokowi Jadi Sosok Variabel Kunci Wacana Koalisi Besar

Pengamat Sebut Jokowi Jadi Sosok Variabel Kunci Wacana Koalisi Besar

Kredit Foto: Instagram/Prabowo Subianto

Konten Jatim, Jakarta -

Sosok Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menjadi variabel kunci dalam wacana koalisi besar partai politik (parpol) menuju Pilpres 2024. Hal tersebut berdasarkan penilaian Pengamat politik dari Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang Mikhael Rajamuda Bataona. 

"Variabel kunci dari wacana gagasan koalisi besar antara KIR dan KIB dan bisa juga dengan PDI Perjuangan adalah sosok Jokowi karena kekuatan sosial politiknya, yaitu citra diri dan tingkat kecintaan rakyat kepada dirinya yang sangat tinggi," kata Mikhael Rajamuda Bataona, mengutip Republika, Sabtu (8/4/2023).

Baca Juga: Jokowi Bersikap seperti King Maker Pilpres 2024, Pengamat: Bu Mega Geleng-geleng

Mikhael menyampaikan hal itu berkaitan dengan pengaruh sosok Jokowi dalam urusan koalisi parpol untuk mengusung calon presiden pada Pilpres 2024.

Ia mengatakan bahwa pertemuan Presiden Jokowi dengan para ketua umum parpol pendukung antara lain,Prabowo Subianto dari Gerindra, Airlangga Hartato dari Golkar, Muhaimin Iskandar dari PKB, Zulkifli Hasan dari PAN, dan Mardiono selaku Plt Ketua Umum PPP mencerminkan kuatnya pengaruh Jokowi dalam urusan Pilpres 2024 yang nyata dan determinan.

Pertemuan itu, kata dia, adalah langkah politik yang tidak tiba-tiba, tetapi sesuatu yang memang sudah dirancang sejak lama dan dalam hal ini variabel kunci dari ide koalisi adalah sosok Jokowi.

Ia menjelaskan bahwa sosok Jokowi sangat berpengaruh pada urusan persepsi publik karena tingkat kepuasan publik (approval rating) relatif sangat tinggi.

Hal ini, kata dia, yang membuat banyak ketua umum parpol mau bertemu dan menurunkan ego masing-masing untuk membicarakan kerja sama dalam menghadapi Pilpres 2024.

"Karena menggunakan citra Jokowi dan kekuatan endorsement-nya akan sangat memudahkan urusan pemenangan. Hal itu sejalan dengan kehendak mayoritas rakyat yang suka kepada Jokowi," katanya.

Mikhael mengatakan bahwa mayoritas publik masih merindukan Jokowi, artinya pengganti presiden pada tahun 2024 haruslah figur yang profil dan kinerja sejalan dengan nilai-nilai yang dijalankan Jokowi seperti dekat dengan rakyat, bekerja keras, dan tidak diskriminatif dalam program pembangunan atau paham tentang konsep Indonesia sentris.

Sebagai politikus, kata dia, para ketua umum partai politik tampak jeli membaca arah psikologi rakyat.

"Karena saat ini psikologi rakyat sangat nyaman dengan Jokowi sehingga mereka juga harus ke sana," katanya.

Ketika arus besarnya adalah rakyat masih menghendaki figur yang bisa melanjutkan kerja-kerja Jokowi dan nilai-nilai kepemimpinan, menurut dia, pragmatisme politik yang harus dilakukan yaitu mencari format koalisi yang bisa menghasilkan kesepakatan paling rasional soal sosok capres.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Republika.