Sebelum dipaksa untuk menaikkan harga, SPBU-SPBU Vivo sempat diserbu masyarakat pasca naiknya harga Pertalite di SPBU Pertamina per Sabtu (3/9/2022) mulai pukul 14.30 WIB.
Naiknya harga Pertalite tak lepas dari keputusan pemerintah yang mengurangi jumlah subsidi BBM yang selama ini diberikan pada Pertalite, Solar dan Pertamax.
Pemerintah beralasan, subsidi BBM selama ini lebih banyak dinikmati kalangan yang mampu.
Namun, yang jadi pertanyaan, kenapa ada perusahaan swasta lain yang bisa menjual BBM lebih murah. Apalagi sekarang harga minyak mentah dunia sedang turun.
Menurut Pakar Ekonomi Faisal Basri, di Pertamina terlalu banyak kepentingan yang pada akhirnya berdampak pada terlalu mahalnya harga BBM yang dijual oleh perusahaan BUMN tersebut.
Menurut Faisal Basri, terlalu banyaknya kepentingan di Pertamina bahkan bisa membuat pihak-pihak yang sebetulnya berbeda haluan politik bisa saling bekerjasama.
"Terlalu banyak kepentingan di sana, gak bisa disebutkan satu per satu. Cebong ada, kampret juga ada," kata guru besar UI itu dalam kanal Youtube Refly Harun, Senin (4/9/2022).
"(Soal cebong dan kampret) kalau soal dagang gini gak ada yang musuhan, setan sama setan juga dagang, setan sama setan dapat bagian," ucap Faisal.
Dalam perbincangan tersebut, Faisal kembali menceritakan soal sepak terjang Pertamina Energy Service Pte Ltd (PES), anak perusahaan Petral Pertamina yang dulunya berperan dalam pasokan minyak di dalam negeri
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024