Politikus Gerindra Arief Poyuono pesimistis koalisi besar yang diwacanakan seusai silaturahmi pimpinan parpol dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kantor PAN, bakal menang di Pilpres 2024.
Hal itu disampaikan Arief merespons wacana penggabungan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR). Kedua poros ini berisikan Partai Golkar, PAN, PPP, Gerindra, dan PKB.
Baca Juga: Tak Yakin Koalisi Besar Bakal Terbentuk, PPP: Kita Harus Satu Pandangan
"Enggak ada sejarahnya dalam reformasi, ya, pilpres langsung, koalisi besar parpol itu calonnya bisa menang," ujar Arief Poyuono baru-baru ini.
Mantan waketum Partai Gerindra itu menyebut yang pernah menggunakan koalisi besar itu, salah satunya Prabowo Subianto saat Pilpres 2014, tetapi kalah.
"Koalisi besar itu hanya menang kalau calon presidennya incumbent, seperti Pak SBY dan Pak Jokowi periode kedua," lanjutnya.
Arief menyebut walaupun kaolisi besar seperti 2014 didukung oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selaku presiden masa itu, Prabowo-Hatta tetap tidak menang pilpres.
Baca Juga: Prediksi Refly Harun, PDIP Bersedia Gabung Koalisi Besar jika Puan Jadi Wakil Prabowo
Dalam situasi politik kekinian menjelang Pilpres 2024 pun, Arief berpendapat koalisi besar bakal sulit menang karena akan menjadi lawan bersama rakyat.
Selain itu, koalisi besar juga bisa di-framing seakan-akan penindas yang kecil-kecil dan zalim. "Justru koalisi yang tidak besar itu lebih banyak mendapat simpati dari masyarakat," tuturnya.
Terlebih lagi, wacana koalisi besar sekarang digulirkan partai-partai pendukung pemerintah. Sebab, belum tentu juga pemerintahan hari ini dinilai benar oleh masyarakat.
"Kita enggak tahu, seperti api dalam sekam, apa benar semua rakyat Indonesia simpati sama Jokowi? Kan, belum tentu. Apa benar, misalnya, rakyat simpati sama Anies, atau Ganjar, maupun Prabowo? Kan, belum tahu," lanjutnya.
Baca Juga: Ogah Tanggapi Sindiran PDIP soal Timnas Israel, Anies Baswedan Fokus Silaturahmi dengan Rakyat
Menurut Arief, koalisi besar itu hanya terbukti menang Pilpres ketika digulirkan oleh calon presiden petahana. "Jadi, enggak ada sinyalnya koalisi besar itu menang dalam sejarah pilpres di Indonesia, kecuali incumbent yang membawa koalisi besarnya," ucap Arief Poyuono.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO