Apa itu sharaf? Sharaf ialah ilmu yang menekankan perubahan bentuk sebuah kata dasar ke bentuk plural atau jamak. Dengan berubahnya bentuk kata, pola makna juga berubah.
Bahasa Arab terdahulu pada awalnya tak mengenal harakat, seperti fathah, kasrah, sampai dammah maupun titik. Tentunya, hal ini cukup menyulitkan untuk orang non-Arab membacanya, bahkan orang Arab pun kerap merasakan hal yang sama.
Seiring berkembangnya bahasa Arab, satu huruf mulai diberi titik sehingga bisa dibedakan antar-huruf hijaiyah secara visual. Meski begitu, membacanya tetap sulit bagi sebagian kalangan.
Baca Juga: Apa Itu Nahwu? Ilmu Kaidah Bahasa Arab yang Mesti Dipelajari
Di sinilah ilmu sharaf berperan bersama ilmu nuhwu, yakni menentukan apakah suatu huruf dibaca fathah, kasrah, atau dhammah.
Mengutip laman UIN Malang, ilmu sharaf mempelajari prinsip-prinsip mengenal pola kalimat dari kondisi-kondisinya. Sederhananya, ilmu sharaf bisa mengetahui pola kata karena setiap kata dalam bahasa Arab punya pola tersendiri.
Dengan mempelajari ilmu sharaf, kita juga bisa tahu asal atau bentuk asli dari berbagai kosakata. Soal membaca harakat akhirnya, dikembalikan pada kaidah-kaidah nahwu.
Baca Juga: Perbedaan Ilmu Nahwu dan Ilmu Sharaf, Jangan Tertukar!
Perubahan bentuk kata sendiri berimplikasi besar pada perubahan makna suatu kalimat. Maksudnya, bukan perubahan sembarangan yang dilakukan tanpa aturan dan menyimpang dari standar yang berlaku.
Menurut laman UIN Sunan Gunung Djati, sharaf juga merupakan ilmu baku yang rumit. Hal ini karena di dalamnya ada timbangan yang menjadi formula dasar yang menentukan pergeseran atau perubahan bentuk kata.
Meski seorang santri sangatlah pintar, ia tak boleh berimprovisasi membuat perubahan bentuk kata yang menyimpang dari timbangan ini.
Baca Juga: Ngaku Kagok Pakai Bahasa Formal, Rian d’Masiv Ternyata Teman Lama Dito Ariotedjo
Nahwu adalah bapak dan sharaf adalah ibu
Hal menarik, terdapat istilah di kalangan pesantren terkait nahwu dan sharaf, yakni nahwu adalah bapak dan sharaf adalah ibu. Maksudnya, ilmu nahwu berperan mengarahkan cara suatu kata dibunyikan.
Ini mirip dengan peran seorang bapak yang meluruskan kesalahan, mendidik, dan mengarahkan anak.
Sementara itu, ilmu sharaf dianalogikan sebagai ibu karena ialah yang melahirkan berbagai kosakata sesuai polanya masing-masing, bak seorang ibu yang melahirkan anak-anak.
Baca Juga: Mengenal Prasasti Sukabumi Kediri, Awal Bahasa-Sastra Jawa
Setidaknya, harus memahami dua bidang ilmu ini untuk memahami gramatika bahasa Arab. pasalnya, keduanya ialah modal untuk memahami ilmu gramatika bahasa Arab lain seperti ilmu badi, ma’ani, dan bayan ata ilmu balaghah.