Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno merespons terkait wacana pembentukan koalisi besar antara Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) dari partai politik (parpol) pro pemerintah.
Menurutnya, wacana tersebut menandakan adanya kekhawatiran dari kubu pemerintah, bahwa calon presiden (capres) 2024 adalah orang yang tak bisa lanjutkan program Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Ini kan ada kekhawatiran bahwa yang menang jadi presiden di 2024 orang-orang yang tidak bisa melanjutkan semua apa yang sudah dilakukan oleh Jokowi," ujar Adi Prayitno dari kanal YouTube CNN Indonesia, dikutip Konten Jatim pada Kamis (6/4/2023).
Baca Juga: Lawan Oposisi Tak Mudah, Gerbong Koalisi Besar KIB-KKIR Dinilai Jadi Upaya Hadapi Anies
Lebih lanjut Adi menilai, peleburan KIB-KKIR ini tak lain dan tak bukan adalah untuk melawan Anies Baswedan itu sendiri di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
"Kalau Anies Baswedan dapat tiket pencapresan, tentu partai politik kubu pemerintah harus berpikir secara ekstra bagaimana misalnya melakukan soliditas politik, karena melawan Anies bukan perkara gampang," tuturnya.
"Apa pun judulnya, kelompok-kelompok oposisi, kelompok-kelompok antipemerintah, para pembenci Jokowi akan terkonsolidasi untuk mendukung Anies," sambung pengamat politik ini.
Adi menduga bahwa koalisi besar KIB-KKIR tak bakal dibentuk apabila nantinya Anies tak dapat tiket pencapresan untuk maju di Pilpres. Sebab, yang bertarung semuanya adalah orang-orangnya Jokowi alias all president's men.
"Karenanya gagasan koalisi besar ini sebenarnya sebagai upaya untuk mengantisipasi kalau Anies itu mendapatkan tiket politik," ungkapnya.
"Akan beda ceritanya kalau Anies tidak bisa mendapatkan tiket pencapresan, tidak perlulah koalisi besar, untuk apa juga? Yang penting yang bertanding adalah orang-orang Jokowi. Kan itu yang sebenarnya dibayangkan oleh publik," jelasnya.
Baca Juga: PAN Sebut Terbuka Kemungkinan Koalisi Besar KIB-KKIR Tanpa Ajak PDIP
Terlebih lagi Adi juga menganalisis bahwa wacana penggabungan KIB-KKIR bakal mengalami kendala. Pasalnya, PKB menegaskan bahwa pihaknya tetap mendukung Muhaimin Iskandar sebagai calon presiden (capres).
"Tapi yang jelas ketua umum-ketua umum partai politik sedang berpikir keras kalau terjadi koalisi besar. PKB kan jelas mengatakan kalau terjadi koalisi besar oke tapi soal capres dan cawapres tetap Gerindra dan PKB," kata pengamat politik itu.
"Mana mungkin partai yang lain mau begitu? Ini tentu adalah salah satu sikap yang saya rasa, untuk ada titik temu sebenarnya," ungkap Adi.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO