Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto memberikan pernyataannya terkait penolakan partainya kepada Timnas Israel. Ia memegaskan bahwa penolakan ini didasari dengan kajian pemikiran Soekarno.
Pernyataan Hasto ini sendiri merupakan bantahan kepada Pegiat Media Sosial Ade Armando. Pasalnya, beberapa waktu sebelumnya Ade sempat mengatakan bahwa keyakinan PDIP kepada pemikiran Bung Karno didasari dengan klenik.
"Jadi, kami tegaskan, apa yang diyakini seluruh kader PDIP terhadap Bung Karno bukanlah klenik, melainkan sebagai dialog dalam alam pikir terhadap seluruh benang merah pemikiran Bung Karno yang tetap relevan di dalam menganalisis berbagai persoalan kebangsaan dan dunia," kata Hasto, dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (4/4/2023).
Baca Juga: Bukan Dadakan, Hasto Ungkap Kronologi Upaya Lobi-lobi PDIP Tolak Kehadiran Timnas Israel sejak 2022
Hal tersebut juga disampaikan Hasto untuk membantah pendapat Ade Armando yang menilai sikap para kader PDIP menolak kehadiran Israel pada Piala Dunia U-20 itu bersifat klenik dengan menyebut sebagai wangsit Bung Karno. Lebih lanjut, Hasto menyampaikan enam alasan penolakan PDIP terhadap kehadiran Timnas Israel pada Piala Dunia U-20 berdasarkan pemahaman terhadap pemikiran Bung Karno.
Enam alasan itu meliputi pertimbangan ideologi, konstitusi, sejarah, hukum internasional, kemanusiaan yang bersifat universal, serta kekuasaan sayap kanan Israel. Bahkan, tambah dia, PDIP juga telah berdiskusi dengan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Andi Widjajanto dan beberapa pakar hubungan internasional dalam mempertimbangkan sikap mereka atas kehadiran Timnas Israel pada Piala Dunia U-20 Tahun 2023 yang akhirnya batal digelar di Indonesia.
"Lalu dilakukan lobi sebanyak tiga putaran pada tahun 2022 hingga 2023. Jadi, tidak ada klenik. Saya menilai sikap Bung Ade yang biasanya mengajak berpikir rasional, kok justru terkesan tidak rasional?" ucap Hasto.
Hasto lalu mengungkapkan pada 17 Agustus 2022, pihaknya berdiskusi di Lemhannas membahas tentang lolosnya Israel pada Piala Dunia U-20. Diskusi itu menyimpulkan hal tersebut berpotensi menjadi persoalan serius sebab data survei pada Mei 2022 dari SMRC menunjukkan bahwa 67 persen responden memiliki sentimen negatif terhadap Israel.
Selain itu, diskusi juga menyimpulkan bahwa pemerintah Indonesia ketika memutuskan mengikuti bidding atau tawar-menawar sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 sama sekali tidak menduga bahwa Israel bisa lolos dan ikut. Selanjutnya, pada 23 Agustus 2022, Hasto bertemu dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk menjelaskan berbagai risiko politik jika Timnas Israel hadir di Indonesia.
Baca Juga: Ikut Tolak Timnas Israel, Ganjar: Ini Loyalitas Saya ke PDIP
"Sikap kami ini sekaligus menegaskan bahwa dukungan terhadap Palestina bukan karena agama. Atas dasar itu, kami usulkan kepada Menlu untuk melobi Singapura agar khusus pertandingan Israel diselenggarakan di Singapura dan Indonesia tetap menjadi tuan rumah," ujar Hasto.
Berikutnya sekitar November 2022, perwakilan PDIP bertemu Menteri Sekretaris Negara Pratikno untuk menyampaikan sikap yang sama terhadap kehadiran Israel pada Piala Dunia U-20. Upaya itu semakin serius karena pada bulan yang sama terjadi perubahan rezim di Israel dengan pemimpin sayap kanan menjadi penguasa di negara itu.
Hasto juga mengatakan pihaknya terus bergerak. Lobi-lobi terus dilakukan untuk mencari jalan keluar di tengah penolakan terhadap Israel yang semakin masif. Pada saat itu, ada pula banyak kajian terkait persoalan tersebut.
Baca Juga: Nama Puan Lenyap dari Sorotan Publik, Jhon Sitorus Sebut PDIP Mulai Sadar
"Lalu pada Rabu, 13 Maret 2023, penyampaian sikap yang sama, semua dilakukan secara diam-diam karena tidak ingin adanya kaum oportunis yang membenturkan PDIP dengan pemerintah. Itu bergulir hingga tiba-tiba saudara Arya Sinulingga mengumumkan pembatalan drawing tanpa konsultasi ke FIFA dan menyalahkan surat Gubernur Bali I Wayan Koster," kata Hasto.
Dia lalu menekankan sikap PDIP tetap mendukung Piala Dunia U-20, namun tanpa Israel. "Hal itu juga dibuktikan dengan rencana peringatan Bulan Bung Karno oleh partai yang awalnya 1 Juni 2023, diundur hingga tanggal 24 Juni 2023 setelah selesainya agenda FIFA," kata Hasto.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO