Sekjen PDI Perjungan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengungkapkan apa sebenarnya terjadi dengan penolakan terhadap Timnas Israel yang berujung pada keputusan FIFA terkait Piala Dunia U-20 di Indonesia.
Hasto membeberkan hal tersebut sekaligus menjawab pernyataan Ade Armando yang sebelumnya menyatakan menuding sikap para kader PDIP menolak kehadiran Israel di Piala Dunia U-20 bersifat klenik dengan menyebut wangsit Bung Karno.
Sikap para kader partai, kata Hasto, didasari dengan kesadaran dan pemahaman terhadap pemikiran Bung Karno serta kajian-kajian ilmiah. Hasto pun meminta agar Ade Armando kembali ke kesadaran rasionalnya.
"Sikap para kader PDI Perjuangan menolak Israel itu berdasarkan pemahaman terhadap pemikiran Bung Karno. Hasilnya enam alasan penolakan, yakni ideologi, konstitusi, sejarah, hukum internasional dan kemanusiaan universal, serta kekuasaan sayap kanan Israel. Kami juga berdiskusi dengan gubernur Lemhannas dan beberapa pakar hubungan internasional. Lalu dilakukan lobi sebanyak tiga putaran di tahun 2022 hingga 2023," kata Hasto, mengutip Suara.com, Rabu (5/4/2023).
Ia lantas membeberkan soal sebenarnya apa yang terjadi, termasuk lobi-lobi yang dilakukan PDIP terhadap penolakan Israel tersebut.
Hal itu diawali pada 17 Agustus 2022, Hasto bercerita pihaknya berdiskusi di Lemhannas, membahas tentang lolosnya Israel dalam Piala Dunia U-20. Hasil diskusi itu adalah bahwa ini akan menjadi persoalan serius.
Sebab data survei pada Mei 2022, kata dia, yang dilakukan oleh SMRC menunjukkan bahwa 67 persen responden memiliki sentimen negatif terhadap Israel.
Menurutnya, dari diskusi juga menyimpulkan bahwa pemerintah, ketika memutuskan mengikuti bidding Piala Dunia U-20, sama sekali tidak menduga bahwa Israel bisa lolos dan ikut.
"Atas hasil diskusi tersebut, kami bisa memahami sikap Pemerintah yang terus go a head dengan U-20, mengingat pada saat bidding, tidak ada yang menyangka Israel ikut. Saya kemudian berinisiatif lobi, kebetulan mempelajari pemikiran geopolitik Soekarno," tuturnya.
Kemudian pada 23 Agustus 2022, Hasto menemui Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk menjelaskan berbagai resiko politik jika Timnas Israel hadir di Indonesia.
"Saya tegaskan, jangankan kelompok kadrun, PDI Perjuangan pun akan menolak. Sikap kami ini sekaligus menegaskan bahwa dukungan terhadap Palestina bukan karena agama. Atas dasar hal itu, kami usulkan kepada Menlu agar melobi Singapura, agar khusus pertandingan Israel diselenggarakan di Singapura, dan Indonesia tetap menjadi tuan rumah," ujarnya.
Dari apa yang dilakukan tersebut, Hasto optimis pemerintah akan bergerak cepat. Kemudian sebagai dukungan atas Piala Dunia U-20, PDIP yang awalnya ingin melaksanakan peringatan HUT Partai 10 Januari 2023 di Stadion Gelora Bung Karno, memilih untuk memindahkan ke Kemayoran.
Hasto juga mengaku pihaknya bertemu Mensesneg Pratikno untuk menyampaikan sikap sama yaitu kehadiran Israel akan menghadirkan potensi masalah serius.
Upaya menolak kehadiran Israel di Indonesia dianggap PDIP makin serius, sebab pada November 2022, terjadi perubahan rezim di Israel. Pemimpin Sayap Kanan menjadi penguasa di sana.
"Terjadi perubahan kebijakan Israel dan sangat keras terhadap Palestina. Atas fakta ini, kembali dilakukan lobi ke Menlu dan Mensesneg untuk menegaskan seriusnya masalah tersebut," ungkapnya.
Tak sampai di situ, PDIP, kata Hasto juga terus bergerak. Pada 14 Februari 2023, dalam perjalanan ke Jakarta dari menghadiri acara di UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Hasto bertemu Prof Din Syamsuddin.
Lobi-lobi terus dilakukan untuk mencari jalan keluar guna menghindari kelompok tertentu yang mencari kesempatan untuk membenturkan PDIP dengan Pemerintah, atau Ibu Megawati dengan Presiden Jokowi.
"Kami bergerak silent karena menghindari pihak luar mengadu domba kami dengan Pemerintah. Jadi apa yang disampaikan Ade Armando tidak tepat, karena sama sekali tidak benar dan kesimpulannya salah," pungkasnya.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan