Pengamat sepak bola, Akmal Marhali menyebut bahwa batalnya Indonesia sebagai tuan rumah (host) Piala Dunia U-20 2023 adalah karena adanya intervensi politik, bukan keamanan seperti yang belakangan ini banyak didengungkan.
Akmal menyebut bahwa FIFA sebagai federasi sepak bola internasional, sangat alergi dengan sepak bola yang dicampuradukkan dengan politik.
"FIFA itu sangat alergi benar ketika intervensi politik itu masuk. Dan itu yang terjadi di sepak bola," ujar Akmal Marhali dari kanal YouTube tvOneNews, dikutip Konten Jatim pada Selasa (4/4/2023).
Baca Juga: Ganjar Ternyata Tidak Pernah Menandatangani Komitmen Menjadi Tuan Rumah Piala Dunia U20
Menurut Akmal, persoalan keamanan masih bisa diatasi. Ia lantas mencontohkan di mana Nigeria dan Afrika Selatan yang bisa dipercaya oleh FIFA sebagai tuan rumah gelaran Piala Dunia.
"Kalau soal keamanan dan sebagainya bisa diatasi semuanya," sambung dia.
"Kenapa bisa diatasi? Piala Dunia U-20 misalnya Nigeria yang negaranya sangat terbelakang dibanding kita, bisa dua kali dipercaya menjadi tuan rumah. Kemudian Afrika Selatan bisa," ucap Akmal.
Diketahui, Gubernur Bali Wayan Koster membuat keputusan yang mengejutkan publik.
Pasalnya kader PDIP itu menolak Timnas Israel U-20 untuk berlaga di Bali.
Selain alasan karena Israel menjajah Palestina, belakangan muncul bahwa penolakan tersebut adalah upaya Koster melindungi Bali dari demo besar, gerakan teroris, hingga ancaman skenario brutal kelompok radikal.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024